Trauma Guru Viral Karena Dipolisikan, Guru di Lamongan Curhat Lewat Video Pembiaran
Kasus guru viral diduga akibat korban 'penghakiman' orang tua wali murid yang kerap muncul di media sosial (medsos) menjadikan rasa trauma di kalangan guru di Lamongan. Padahal, belum tentu guru bersangkutan salah.
Salah satunya dirasakan seorang guru di SMP Negeri 1 Ngimbang, Lamongan. Ia memilih diam ketika melihat siswanya berbuat semaunya di saat jam pelajaran aktif. Seperti sedang tidur atau bermain-main di dalam kelas tanpa memperhatikan pelajaran yang ia sampaikan di depan kelas.
Tetapi, guru bersangkutan memilih curhat dengan cara merekam siswanya dengan android untuk dijadikan video. Selanjutnya video tersebut beredar di media sosial dan viral.
Hasil rekaman tersebut berdurasi detik. Tampak dalam video seorang siswa tidur di bangku paling belakang, sedang beberapa siswa lain mengobrol dengan wajah tidak memandang ke arah depan (guru). "Mau negur takut dilaporkan polisi". Tulisan itu terpampang dalam unggahan medsos dengan iringan lagu berlirik "mengapa aku yang selalu salah".
Video viral ini ternyata juga sedang menjadi pembicaraan hangat di kalangan guru. Terutama guru SLTP. Sejumlah guru hingga kepala sekolah yang sempat dihubungi Ngopibareng.id mengaku sudah melihat video tersebut. Kebanyakan mereka mengaku senasib.
Bahkan, kasus itu dinilai masih ringan. Sekarang ini banyak oknum murid yang cenderung berani kepada guru. Dicontohkan, berbicara ngoko (tidak santun dalam tingkatan bahasa Jawa) hingga guru dihujat dengan kata-kata kotor.
Tidak hanya itu. Khususnya, murid perempuan, ada saja yang berani ber make up layaknya orang dewasa. Bibir memakai lipstik, pakai pencil alis dan bedak tebal. "Seperti itu sebenarnya kan tidak wajar. Apalagi masih SMP. Tapi, kalau ditegur ngomongnya malah runyam. Tapi, akhirnya dipanggil guru BP, "tutur salah seorang guru salah satu SMP di Kecamatan Lamongan.
Sebenarnya, sambung guru lain, jika mendapat perlakuan dari murid seperti itu, para guru merasa jengkel juga. Tetapi, karena trauma dan takut seperti kejadian di medsos, akhirnya memilih diam. "Paling kita mengadu kepada kepala sekolah atau guri BP," ungkap guru perempuan SMP di wilayah Lamongan selatan.
Kepala SMP Negeri Ngimbang, Zaenuri, membenarkan terkait video vital, yang dibuat guru di sekolahnya Ia mengaju kecewa, karena tugas guru harus bis mengolah kelas menjadi sempurna.
Meski demikian Zaenuri. tidak akan memberikan sanksi kepada guru bersangkutan. Karena benar adanya dan fakta banyak guru yang dilaporkan polisi karena dianggap keras mendidik siswa. "Guru saat sekarang ini sering sini serba salah dalam membentuk karakter siswa. Mau marah susah, mau cubit susah, sehingga para guru akhirnya melakukan pembiaran," tuturnya, kepada wartawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munuf Syarif belum berhasil dikonfirmasi. Ngopibareng.id sudah menelpon tetapi tidak diangkat dan dikonfirmasi lewat pesan singkat juga tidak dibalas.
Advertisement