Transportasi Ramah Lingkungan Diproyeksikan di Surabaya-Semarang
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu Head Of Asia Region KfW Development Bank Germany (Bank Pembangunan dan Investasi Jerman) Mr. Frank Bohnet, membahas tindak lanjut komitmen Indonesia – Jerman dalam mewujudkan sistem transportasi perkotaan terintegrasi yang ramah lingkungan di wilayah Semarang dan Surabaya.
Menhub mengatakan Kementerian Perhubungan akan mendukung upaya percepatan kedua belah pihak mewujudkan sistem transportasi perkotaan di Semarang dan Surabaya dalam rangka mengurangi dampak emisi karbon.
“Transportasi perkotaan merupakan backbone. Oleh karenanya, kami memberi rekomendasi agar kerjasama ini sesuai dengan Bappenas dan Kementerian Luar Negeri RI,” ujar Menhub Budi dikutip di laman dephub, Kamis 20 Juli 2023.
Sementara itu, Head of Asia Region KfW Development Bank Germany. Mr. Frank Bohnet menyatakan dukungannya, mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan di Semarang dan Surabaya. Tujuannya bisa lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Di Surabaya, kami mendukung integrasi jalur kereta api dengan angkutan jalan. Di Semarang, kami mendukung pengembangan Bus Rapid Transit (BRT),”jelas Bohnet.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi komitmen pendanaan dari pemerintah Jerman pada proyek Green Infrastructure Initiative (GII) yang berfokus mendukung upaya mitigasi pengurangan dampak emisi karbon di Indonesia pada pertemuan G7 di Elmau, Jerman.
Sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang tertinggi emisi karbon dan menjadi fokus utama dalam komitmen tersebut. KfW Development Bank Germany telah menyatakan minatnya untuk mendanai BRT Semarang dan BRT Surabaya dengan memberi dukungan berupa dokumen Pra Studi Kelayakan. Jumlah total dana dukungan ini sebesar 2,5 Miliar EUR. Rencananya, BRT tersebut akan menggunakan bus listrik besar dan bus listrik menengah besar yang akan melayani 35 trayek di Semarang dan 94 trayek di Surabaya.
Bus Rapit Transit (BRT) Semarang akan melayani pada ruas jalan yang telah tersedia sepanjang 17,4 km dengan 35 halte dan 395 halte untuk sistem bus pelayanan langsung yang tersebar di sepanjang kawasan Metropolitan Kedungsepur. Sementara itu, sistem BRT Surabaya memiliki total jalur yang telah ada sekitar 40,7 km yang terdiri dari 2 koridor (Koridor Timur-Barat dan Koridor Utara-Selatan) dengan jalur khusus sebanyak 50 halte.