Transfer Ilmu Lewat Ludah Kiai? Gus Qoyyum: Jadi Ulama yang Alim
Transfer ilmu lewat ludah kiai? Ini memang kedengaran aneh. Namun, bagi kalangan pesantren, hal itu menjadi hal biasa. Bahkan, menjadi hal khusus karena justru banyak santri berharap mendapat ludah kiai. Alias diludahi mulutnya oleh sang kiai.
Dalam kaitan ini, ada teori produksi ulama dalam pandangan tasawuf. Disampaikan KH Qoyyum Mansur, Lasem, Jateng berikut:
Pertama, teori tempat. "Tempat kelahiran mempengaruhi karakter seseorang," kata Gus Qoyyum. Ia menyontohkan Hakim bin Hizam dan Sayyidina Ali yang lahir di dalam Kakbah. Hakim menjadi dermawan hingga rela menjual kantornya untuk disedekahkan. Sayyidina Ali menjadi ahli ilmu.
Nabi Muhammad SAW sampai berkata, aku gudangnya ilmu dan Ali pintunya. Kita mengenal Sayiddina Ali sebagai sahabat yang cerdas. Seorang ahli hadist India bernama Husyamuddin al Muttaqi al Hindi, menulis dalam kitabnya Kanzul Ummal bahwa Sayiddina Ali pernah berpidato secara spontan sebanyak 5 halaman tanpa huruf alif.
"Jadi kalau akan melahirkan, cari tempat yang baik. Misalnya rumah sakit Islam, bisa RSNU atau RS Muhammadiyah. Atau cari keluarga dan lingkungan yang baik," sarannya.
Teori kedua yang dikatakan Gus Qoyyum adalah teori keluarga. Di dalam Al-Quran, ada 26 kali penyebutan keluarga dengan kata ali, ala dan alu. Keluarga Nabi Ibrahim dua kali disebut, keluarga Nabi Luth empat kali, lalu keluarga Firaun yang paling banyak disebut, hingga 14 kali.
"Ilmuwan Jepang sepakat bahwa anak usia empat bulan dalam kandungan yang diperdengarkan musik, bisa mempengaruhi tumbuh kembangnya."
"Siapapun, bisa punya jiwa Fir’aun. Penguasa maupun ulama juga bisa punya jiwa Fir’aun," tuturnya.
Ilmuwan Jepang sepakat bahwa anak usia empat bulan dalam kandungan yang diperdengarkan musik, bisa mempengaruhi tumbuh kembangnya.
"Kalau ingin anak jadi penyanyi, sejak empat bulan di kandungan perdengarkan lagu-lagu. Kalau ingin anak pintar ngaji, perdengarkan bacaan Quran," tutur Gus Qoyyum.
Teori seks adalah yang ketiga disebutkan Gus Qoyyum. Dulu, katanya, ada wali buta bernama Ali Al-khowash. "Semua ilmunya laduni," imbuhnya.
Ali Al-Khowash pernah menuturkan, siapa yang dibayangkan sebelum, selama dan setelah berhubungan seks, akan mempengaruhi anak. sebab ada energi yang mengalir dari pikiran ke dalam jiwa, lalu ke anak.
"Kalau yang dipikirkan ulama, jadinya ulama. Kalau yang dipikirkan penyanyi, ya jadi penyanyi," ujarnya.
Gus Qoyyum lantas menceritakan kandungan QS Ali Imron 37-39. Dalam ayat tersebut, Nabi Zakariya sangat mengagumi Maryam karena tiap kali mendatangi kamar Maryam di masjid, selalu ada makanan dari Allah.
Nabi Zakariya lalu berdoa minta anak. Kemudian diberi anak Nabi Yahya. "Nabi Yahya ini ada kesamaan dengan Maryam. Sama-sama tidak menikah," jelasnya.
Gus Qoyyum menambahkan, apa yang kita cintai, apa yang kita pikirkan, energinya akan menyalur dalam diri kita. "Kalau kita cinta Rasulullah, maka Allah akan mentransfer energi sehingga karakter kita mirip Rasulullah," lanjutnya.
*) Hal itu terungkap saat ngaji dalam haul KH. Abdul Fattah Hasyim dan masyayikh di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang.