Transaksi Penjualan Hewan Kurban di Jakarta Kurang dari 5 Persen
Beberapa pedagang hewan kurban di Jakarta mengeluh akibat sepinya pembeli. Selama dua pekan, hewan kurban para pedagang itu yang laku baru beberapa ekor saja, ada yang menyebut kurang dari 5 persen. Bahkan ada pedagang mengaku belum seekor pun hewannya yang laku.
"Yang datang sih banyak, cuma lihat-lihat kemudian foto-fotoan dengan latar belakan puluhan ekor sapi. Tapi belum ada yang melakukan transaksi apa pun," ujar salah seorang pedagang hewan kurban bernama Subkhan, saat ditemui Ngopibareng.id di sebuah kandang di daerah Kemanggisan, Jakarta Barat, Minggu 18 Juni 2023.
Penyedia hewan kurban belum tahu penyebab sepinya pembeli. Mungkin umat muslim akan berkurban sengaja membeli hewan pada detik-detik terakhir dengan harapan harganya akan terjun saat menjalang Idul Adha yang diperkirakan jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023.
Di kandang ini sekarang terdapat sekitar 165 ekor sapi dan dua ekor kerbau. Kata Subkhan 100 di antarannya baru tiba dari Bima NTB, Sabtu 17 Juni 2023 malam. Sisanya datang lebih awal pada 29 Mei 2023 yang lalu.
Setiap kandang ternyata ditempati beberapa pedagang. Masing-masing mempercayakan hewan kurban kepada orang lain atau belantik. Sehingga pengunjung yang datang sering jadi rebutan, mirip di terminal saat awak bus berebut penumpang.
Perlakuan semacam ini membuat pengunjung kurang nyaman karena harganya ditentukan oleh orang kedua, bukan pada pemilik langsung, sehingga jatuhnya lebih mahal. "Sebelum melakukan transaksi, sebaiknya dibandingkan dulu harganya dengan tempat lain," saran seorang pengurus majelis taklim, yang sedang mencari hewan kurban.
Hewan kurban di Jakarta berkisar Rp18 sampai Rp35 juta dengan berat hidup antara 200 sampai 350 kilo gram untuk jenis sapi. Sedang untuk kerbau dihargai Rp20 juta.
Peluang Bisnis
Momen Hari Raya Idul Adha menjadi peluang bagi pedagang hewan kurban, terutama kerbau dan kambing. Para pedagang hewan kurban itu sudah membuka lapak sejak awal Juni 2023 lalu.
Pedagang hewan kurban itu memanfaatkan lahan kosong sebagai kandang darurat sekaligus tempat memasarkan hewan kurbannya.
Hewan kurban di Jakarta rata-rata didatangkan dari Bima. Pertimbangannya selain harganya lebih murah, persentase dagingnya lebih besar karena karkas atau tulangnya lebih kecil.
Salah seorang pedagang hewan kurban, Ahmad, mengatakan, sapi dari Bima dan NTT paling banyak diminati dibanding sapi Jawa, Madura atau Bali.
"Harganya murah, badannya kekar, sehat dan perolehan dagingny alebih banyak," kata Ahmad, di lapaknya, Senin 30 Mei 2023.
Problem yang ia hadapi sebagai penyedia hewan kurban adalah lahan, ketatnya peraturan membuatnya tidak bisa menjual hewan di sembarang tempat, dan sewa lahannya cukup mahal. Kendala lain adalah rumput untuk makan sapi-sapinya. Harus merumput ke Serang atau Bekasi yang jaraknya mencapai 100 kilo meter.
Soal kualitas sapi yang didatangkan dari Bima dijamin 100 persen sehat, tidak berpenyakit, dibuktikan dengan surat dari Dinas Peternakan Bima. "Kami tidak mau membawa sapi sembarangan, karena ada kaitannya dengan ibadah kurban, harus memenuhi syarat, beda dengan sapi yang dipotong untuk hajatan," kata Ahmad. Ia belum tahu prospek pasaran hewan kurban di Jakarta kali ini karena itu sapi yang dibawa berukuran medium.
Advertisement