Tragedi Kanjuruhan, Panggung Prajurit di Banyuwangi Dibatalkan
Panggung prajurit dan hiburan dalam rangka peringatan HUT ke-77 TNI di Banyuwangi dibatalkan. Alasannya, sebagai bentuk empati atas tragedi Kanjuruhan.
Komandan Kodim 0825 Banyuwangi, Letkol Kav Eko Julianto Ramadan mengatakan, panggung prajurit dan hiburan itu sebenarnya sudah direncanakan sebelum kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang.
“Kodim, Lanal, Puslapur dan Pos AU merencanakan setelah Pandemi ini ini mungkin waktunya kita berkumpul lagi bersama TNI secara utuh,” jelasnya.
Sebab, menurutnya, selama pandemi HUT TNI tidak pernah dilaksanakan dengan upacara. Hanya video konferensi saja. Menurutnya, HUT TNI ini momen yang tepat untuk berkumpul bersama prajurit, mengakrabkan lagi, menumbuhkan lagi jiwa korsa.
“Tapi karena kejadian di Kanjuruhan 1 Oktober kemarin kita menaruh empati. Tidak elok, tidak pas kalau kita happy, sedangkan ada saudara-saudara kita di sana yang berduka,” katanya.
Apalagi, lanjutnya, ada putra dari anggota Lanal Banyuwangi yang turut jadi korban dalam peristiwa yang menggemparkan dunia persepakbolaan itu. Untuk itu seluruh anggota TNI yang ada di Banyuwangi berempati dengan tidak menggelar Panggung Prajurit dan Hiburan.
“Tidak pas kalau kita happy-happy,” ungkapnya.
Oleh karena itu, peringatan HUT ke-77 TNI di Banyuwangi dilaksanakan secara sederhana dengan melaksanakan upacara dan syukuran saja. Keputusan ini dilaksanakan atas pertimbangan Kodim, Lanal dan juga himbauan dari pimpinan TNI.
“Sekedar syukuran saja, yang penting kita bisa menyelenggarakan upacara kita syukuran berdoa bersama,” pungkasnya.