Tragedi Kanjuruhan, Masih Ada Korban Cedera Masuk RSSA Malang
Direktur RS Saiful Anwar Malang (RSSA) Kohari Hari Santoso menyebut korban cedera dari Tragedi Kanjuruhan, masih datang dan pergi hingga Selasa, 4 Oktober 2022. Terdapat 30 pasien cedera per Selasa hari ini.
"Jadi ada pasien yang baru masuk. Yang semalam di rumah hari ini masuk, atau kiriman dari rumah sakit lain," kata Kohar kepada jurnalis, Selasa 4 Oktober 2022.
Pasien di tempatnya pun mengalami naik turun. Setelah sempat tersisa 46 orang pada Senin, 3 Oktober, jumlahnya naik menjadi 56 pada hari ini. Rinciannya, 26 orang telah pulang dan 30 pasien sedang menjalani perawatan.
Tujuh di antaranya sedang dirawat di kamar perawatan intensif (ICU). Kondisi mereka beragam. "Ada yang hilang kesadaran, butuh bantuan alat pernapasan, sisanya dalam kondisi sedang namun membutuhkan penanganan cepat," katanya.
Menurutnya cedera yang dialami bisa jadi akibat trauma atau benturan dengan benda yang keras, hingga sesak napas. "Ada benturan, luka, berdesak-desakan, sehingga kesadaran menurun, juga sesak napas," lanjutnya.
Ia tak bisa memastikan apakah gas air mata ikut menjadi penyebab cedera yang dialami oleh pasien tragedi Kanjuruhan di RSSA.
Begitu pula dengan 21 jenazah yang masuk di tempatnya sejak kerusuhan terjadi hingga saat ini. Warna lebam pada badan atau wajah menurutnya bisa juga disebabkan lantaran lebam mayat. "Jadi kalau terjatuh dan meninggal bagian wajah atau punggung di lantai, ada lebam mayat di daerah itu," ujarnya.
Ia menyebut jika rata-rata kematian terjadi akibat trauma benda keras. Hal itu didapat dari pemeriksaan umum melalui dead victim identification (DVI), dan dengan menggunakan data sebelum meninggal.
Untuk mencari identitas jenazah, juga akan disesuaikan dengan data sidik jari milik dinas kependudukan dan catatan sipil. "21 jenazah semua sudah dikenali," imbuhnya.