Unduh-Unduh, Tradisi Syukuran Hasil Panen umat Kristen di Jombang
Unduh-unduh adalah tradisi merayakan hasil panen yang dilakukan umat Kristen di Jombang. Tradisi ini hingga kini masih bertahan.
Tradisi unduh-unduh digelar di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Ngoro. Ratusan umat Kristen dari berbagai desa mengikuti acara ini dengan protokol kesehatan ketat.
Pendeta GKJW Ngoro Yuedi Kumarianto mengatakan, unduh-unduh merupakan tradisi gereja. Jemaat akan berdoa dan mengucap syukur atas berkah yang diberikan selama musim tanam tahun ini.
"Kegiatan unduh-unduh jadi bagian hari raya sebagai ungkap syukur. Dengan pemahaman syukur itu, tuhan sebagai sumber hidup bagi kehidupan manusia," katanya.
Unduh-Unduh ini, kata Yuedi, juga sebagai respon umat manusia diselamatkan Tuhan. Karena menurutnya, manusia juga tidak lepas dari tanah. Sebab itu, rasa syukur ini sebenarnya sudah ada sejak dulu.
"Mengunduh atau memetik dari hasil panen yang didapat sebagai, itu juga sebagai wujud bahwa manusia juga berasal dari tanah," katanya.
Secara teologis, lanjut Yuedi, manusia itu berasal dari tanah dan apa yang didapat manusia melalui hasil panen ini juga dari tanah. Lalu diungkapkan dengan lewat pesta syukur rohani dan kebahagiaan untuk semua.
Karena masih pandemi Covid-19, pelaksanaan unduh-unduh tahun ini kembali digelar secara sederhana. Tidak ada arak-arakan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Meski begitu, kegiatan rohani ini tidak mengurangi nilai dan tradisi di dalamnya. "Semoga semua bisa beraktivitas seperti semula agar dapat nyaman beribadah," katanya.
Unduh-unduh sendiri berasal dari kata dalam bahasa Jawa yaitu ngunduh, yang artinya memanen atau memetik. Ini menjadi tradisi setiap tahun bagi jemaat GKJW di Jombang.
Selain di Ngoro, unduh-unduh juga rutin digelar setiap tahun di Mojowarno. Tradisi merayakan panen ini dibungkus dengan nilai religious, dan menjadi cara bagi masyarakat sekitar bersyukur atas hasil panennya.