Tradisi Membangun Rumah Cermin Nasionalisme, kata Habib Luthfi
Rais ‘Am Idarah Aliyah Jam’iyyah Ahlit Thariqah Mu’tabarah an-Nahdliyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menyampaikan rasa syukur atas kedamaian yang tejaga di bumi Nusantara.
“Bila kita besatu, apakah masih ragu kekuatan Indonesia?” tanya Habib Luthfi, kepada puluhan ribu umat dan masyarakat dalam ceramahnya di Semarang, belum lama ini.
Habib Luthfi menyanjung kiprah para pendahulu dalam menerapkan rasa handarbeni dan Nasionalisme terhadap Indonesia.
Menurut Habib Luthfi ajaran itu tercermin dalam ritual membangun rumah. Budaya para pendahulu ketika membangun rumah pasti tidak melupakan merah putih.
“Ketika yang lain, ada padi dan sebagainya sudah habis, merah putih tetap utuh, ini memuat pesan bahwa sampai kapanpun Indonesia harus utuh dan kokoh,” tutur Mursyid Thariqah Syadziliyah.
Habib Luthfi menambahkan, bendera kebanggaan Republik Indonesia itu selalu diikatkan pada blandar (tiang utama) penyangga atap rumah. Prosesi tersebut juga biasanya disertai dengan syarat-syarat lain yang menjadi simbol kemakmuran dan kesejahteraan pemilik rumah. Seperti padi, jajanan pasar, ingkung ayam, dan sebagainya.
“Ketika yang lain, ada padi dan sebagainya sudah habis, merah putih tetap utuh, ini memuat pesan bahwa sampai kapanpun Indonesia harus utuh dan kokoh,” tutur Mursyid Thariqah Syadziliyah.
Habib Luthfi Bin Yahya berpesan agar masyarakat Indonesia terus menguatkan cintanya pada NKRI.
"Kita harus bangga memiliki Merah Putih," ujarnya.
Menurutnya, Merah Putih memiliki tiga hal yang harus dijaga yakni kehormatan bangsa, harga diri bangsa, dan jati diri bangsa.
“Merah Putih tidak akan berubah meski zaman sudah berubah. Kalau sudah kumpul seperti ini dan berkomitmen menjaga NKRI, maka Indonesia tetap jaya,” ujarnya di tengah lautan massa.
Dalam kegiatan itu, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo mengatakan, Apel Kebangsaan ini diikuti oleh seluruh elemen masyarakat. Tidak memandang suku, agama, ras bahkan pilihan politik, semua berbaur jadi satu untuk merah putih.
“Hari ini komplet, ini ada TNI, Polri, Kajati, Ketua DPRD, Wagub dan juga tokoh nasional serta para ulama. Saya minta segenap rakyat Indonesia, segala golongan, semua harus bersatu padu bulat, berdiri di belakang pemimpin. Janganlah menjadi kacau, bekerja tak tentu arah, hanya tuduh menuduh dan menyalahkan orang lain,” ujarnya.
Selain orasi kebangsaan, shalawatan, dan doa bersama, Apel Kebangsaan juga diisi dengan ikrar bersama menjaga NKRI yang dipimpin Habib Luthfi bin Yahya. Acara ditutup dengan penyerahan secara simbolis Bendera Merah Putih oleh para tokoh nasional kepada generasi penerus yang diwakili oleh Ketua Pimpinan Wilayah IPPNU Jawa Tengah serta makan bersama brokohan nasi Kebuli. (adi)