Tradisi Megengan Jelang Ramadan, Siswa Diajari Buat Kue Apem
Kue apem identik dengan tradisi masyarakat Jawa menjelang ramadan yang dikenal dengan tradisi Megengan.
Megengan itu adalah selamatan mengirim doa kepada leluhur, di mana di dalamnya biasanya ada kue apem. Tradisi ini sudah berlangsung secara turun temurun, terutama setiap menjelang bulan suci ramadan.
Warga membuat kue apem untuk dibagikan ke tetangga maupun sanak saudara di kampung, sebagai bentuk rasa syukur dalam menyambut datangnya bulan ramadan.
Tradisi ini diperkenalkan oleh Sekolah Alam Ramadhani Mojoroto, Kota Kediri kepada anak-anak didik setingkat sekolah dasar.
"Kegiatan ini sekaligus menyambut bulan suci ramadan, juga mengenalkan anak-anak dengan budaya kita yaitu apeman. Karena, tidak semua anak-anak tahu apa itu apem. Karena itu, kita edukasi anak-anak tentang apem," kata Siti Emiyati, guru pendamping, Kamis, 31 Maret 2022.
Di samping itu, pengenalan tradisi kepada anak-anak ini juga sebagai upaya melestarikan budaya yang adi luhung. "Ini merupakan upaya kami dalam uri-uri (melestarikan) tradisi orang Jawa," katanya.
Lanjut Siti Emiyati, apem berasal dari bahasa Arab dari kata affan atau afwan yang berarti maaf atau pengampunan. "Masyarakat dulu menganggap apem sebagai simbol meminta ampun kepada Allah SWT sebelum memasuki bulan suci ramadan," katanya.
Bentuk edukasi yang diberikan kepada anak-anak siswa sekolah alam ini dengan memberi pemahaman tentang kue apem dan melatih cara membuatnya. Mereka tampak antusias dan menyambutnya dengan suka cita.
"Pembuatan apem kita bekerja sama dengan wali kelas selaku tutornya. Anak juga terlibat dalam pembuatan seperti yang kita lihat tadi," katanya.
Agar penyampaian materi yang diberikan mudah diterima, guru pengajar sekolah alam Ramadahani menyisipi dengan pergelaran wayang dan dongeng.
"Dongeng itu sarana literasi sambil belajar. Kita kenalkan budaya kepada anak-anak," katanya.