Tradisi Lebaran di Mlangi, Pesta Mercon Masih Tetap Mewarnai
"Di sini kalau ada anak bermain mercon sampai tangannya terluka akibat ledakan seperti sudah biasa," tutur Gus Tamam.
Ada tradisi baru yang selalu mewarnai tradisi lebaran di Mlangi, Yogyakarta. Kawasan tempat dimakamkan KH Nur Iman, salah satu keluarga keraton yang menjadi kiai, ini selalu diwarnai pesta mercon mulai malam lebaran sampai keesokan harinya.
"Entah mulainya sejak kapan. Tapi sampai kini setiap lebaran selalu ada pesta mercon. Mereka umumnya bikin sendiri," kata Gus Tamam, salah satu tokoh di desa Mlangi, Sleman, DIY kepada ngopibareng.id.
Desa Mlangi ini dikenal sebagai kampung santri. Di desa ini berdiri salah satu masjid patok negoro Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Keraton yang didirikan Sultan Agung ini punya 4 masjid patok negoro yang berada di empat penjuru arah angin.
Salah satu tokoh yang dimakamkan di Mlangi ini adalah KPH Sandiyo alias KH Nur Iman. Dia adalah putra RM Suryo Putro yang ketika menjadi raja bergelar menjadi Amangkurat IV. Sandiyo yang sebetulnya seorang pangeran ini memilih menjadi ulama ketimbang hidup di keraton.
Dari seorang KH Nur Iman, di Mlangi ini ada 12 pondok pesantren. Pesantren tersebut tersebar di satu kampung. Maka layak Mlangi disebut sebagai Kampung santri. Setiap tahun, menjelang bulan Ramadhan, selalu digelar event besar Haul KH Nur Iman.
Lalu bagaimana pesta mercon setiap malam lebaran terjadi? Sebetulnya ini semacam tradisi penunjang untuk merayakan datangnya Hari Raya Idul Fitri. Selain takbir keliling dan takbir semalam suntuk di masjid dan musholla, pesta mercon menjadi kegiatan yang membikin malam lebaran makin meriah.
Hampir semua penduduk membuat mercon. Bahkan ada membuat mercon yang bisa meledak di atas seperti kembang api. "Di sini kalau ada anak bermain mercon sampai tangannya terluka akibat ledakan seperti sudah biasa," tutur Gus Tamam.
Tradisi pesta mercon ini yang pling meriah terjadi di malam takbiran. Namun demikian, biasanya sampai dengan sepekan lebaran, masih tetap saja yang membunyikan mercon. Selama masa itu, Mlangi masih selalu ramai dengan orang bersilturahmi alias unjung-unjung.
Apakah di kampung Anda masih ada yang bikin dan pesta mercon setiap lebaran? (azh)
Advertisement