Tradisi Kadisah, Selamatan Desa di Bondowoso Sambut Ramadhan
Warga Desa Blimbing, Kecamatan Klabang, Bondowoso Jawa Timur melakukan tradisi selamatan desa "Kadisah'. Tradisi Kadisah merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan setiap tahun oleh warga Desa Blimbing. Tahun ini, juga digelar menjelang Ramadhan.
Tradisi Kadisah bukan hanya sekadar selamatan desa. Tapi, ritual turun temurun untuk membersihkan desa dari segalanya macam musibah selama setahun, permohonan berkah, dan menjaga warisan leluhur warga Desa Blimbing.
Pada tahun ini (2024 Masehi), tradisi Kadisah yang dilakukan setiap pertengahan bulan Syaban - berdasarkan kalender Islam Hijriah-, bukan hanya ritual selamatan desa. Tapi, juga untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan 1445 Hijriah.
Warga Desa Blimbing mengawali tradisi Kadisah nyekar ke pesarean atau makam tokoh desa setempat Juk Sheng atau dikenal Mbah Singo Ulung. Dilanjutkan arak-arakan massal tari Singo Ulung menuju Kantor Desa Blimbing. Kemudian pagelaran tari Topeng Konah dan Tandek Binik.
"Tarian massal Singo Ulung, juga tari Topeng Konah dan Tandek Binik memiliki makna tersendiri bagi warga Desa Blimbing. Salah satunya menggambarkan perjuangan leluhur, yakni Mbah Singo Ulung atau Juk Sheng," kata Kepala Desa Blimbing, Samin, Minggu 25 Februari 2024.
Setelah arak-arakan massal tarian Singo Ulung serta tari Topeng Konah dan Tandek Binik, warga desa melakukan Rokay Dhebuan, yakni ritual menyelamati sumber mata air desa. Dalam ritual ini, sebuah tumpeng ditaruh di bawah pohon besar dekat sumber air desa.
Sementara sejumlah tumpeng lain yang dibawa setiap keluarga di desa ditaruh di ancak atau baki dari pelepah pisang. Kemudian didoakan bersama dipimpin tetua desa dan dilarungkan ke sungai.
Tumpeng - tumpeng warga lain berisi makan hasil bumi saling ditukar dan dimakan bersama. Setelah itu, tradisi Ojhung, yakni pertarungan satu orang melawan satu orang saling memukul menggunakan kayu rotan.
"Tradisi Kadisah di Desa Blimbing pada 2024, ini sudah memasuki 532 tahun. Sejak kakek buyut dulu, semua rangkaian tradisi Kadisah tidak boleh ada yang tertinggal. Jika ada yang tertinggal, warga desa meyakini akan ada musibah desa," kata Kades Blimbing Samin.
Advertisement