TPID Banyuwangi: Stok Beras Ramadhan dan Idul Fitri Aman
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyuwangi mengecek ketersediaan beras Banyuwangi di Gudang Bulog Banyuwangi, Senin, 19 April 2021. Pengecekan ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan komoditas beras di Banyuwangi aman khususnya selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
“Saya ingin memastikan ketersediaan beras Banyuwangi dalam menghadapi hari Raya. Alhamdulilah kita surplus dan masyarakat Banyuwangi tidak perlu khawatir karena kita surplus cukup banyak,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sekaligus Ketua TPID Banyuwangi.
Ipuk Fiestiandani melihat langsung stok beras di gudang Bulog Banyuwangi yang ada di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Orang nomor satu di Banyuwangi didampingi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember, Hestu Wibowo dan Wakil Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi, Moehari.
Ipuk Fiestiandani menambahkan, saat ini Banyuwangi sedang panen raya sehingga suplai beras melimpah. Hal ini berakibat pada menurunnya harga beras. Untuk itu, menurut Ipuk, Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pertanian akan melakukan inovasi misal dengan membuat terobosan agar petani tidak panen dalam waktu yang bersamaan.
“Dinas pertanian akan membuat inovasi sehingga petani punya harga beras yang pasti,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember, Hestu Wibowo menyatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari program kerja TPID Banyuwangi untuk memastikan ketersediaan dan kesiapan beberapa komoditas diantaranya beras.
“Ini dalam rangka untuk memberikan jaminan dan informasi pada masyarakat bahwa menjelang Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini masyarakat tidak kuatir. Karena kita sudah melihat langsung, terjun ke lapangan untuk melihat bahwa persediannya benar-benar sangat melimpah,” tegasnya.
Hestu Wibowo menjelaskan, dengan adanya pembatasan mobilitas masyarakat di masa pandemi memicu terjadinya penurunan permintaan. Tahun ini, lanjutnya, walaupun sudah agak membaik dibanding tahun lalu tapi permintaan masyarakat masih lemah. Secara historis, kata Dia, inflasi di Banyuwangi salah satunya terjadi karena daya beli masyarakat lemah sehingga mengakibatkan permintaan menurun.
“Otomatis saat panen raya dan juga adanya hasil produksi komoditas, harga-harga relatif stabil dan juga mungkin turun. Sehingga 2020 inflasi sangat rendah sekali yakni sekitar 2,01 persen,” katanya.
Tapi yang penting, lanjutnya, TPID sudah melihat langsung harga sejumlah komoditas relatif stabil dan tidak ada lonjakan harga yang signifikan. Selain itu masalah ketersediaan komoditas juga lebih dari cukup.
“Bank Indonesia menghimbau masyarakat perlu secara bijak berbelanja. Jangan terlalu berlebihan,” ujar Hestu Wibowo.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Pimpinan Bulog Banyuwangi, Moehari menyatakan, hingga sampai ini stok beras di Bulog Banyuwangi kurang lebih 20.300 ton. Jumlah ini masih bisa bertambah lagi karena Bulog masih terus melakukan penyerapan ke petani.
“Untuk ketahanan stoknya satu sampai dua tahun ke depan bulog banyuwangi aman,” ujarnya.