Tour de Singkarak dan Pesona Alam Sumatera
Tour de Singkarak 2018 kembali digelar pada 3-11 November. Panitia memprediksi peserta pada Event tahunan ini akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang diikuti 20 tim dari 30 negara.
"Selain pebalap yang rutin ikut, tahun ini juga ada pebalap lain diantaranya dari Eropa Timur yang ingin berpartisipasi. Pebalap-pebalap ini belum pernah ikut sebelumnya," kata Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Oni Yulfian, di Padang, Kamis 20 September 2018.
Panitia menurut dia telah menerima surat elektronik untuk keikutsertaan ajang balap sepeda wisata internasional Tour de Singkarak 2018.
Makin banyak peserta, menurut Oni, akan makin baik untuk pengembangan dan promosi balapan itu secara nasional dan internasional.
Hal itu akan mewujudkan tujuan kegiatan yang tidak hanya sebagai ajang adu kecepatan pebalap, tetapi juga untuk promosi pariwisata daerah.
Oni menyebut jumlah pebalap yang bisa berpartisipasi pada TdS 2018 akan diputuskan oleh tim setelah serangkaian penilaian sesuai kriteria salah satunya kualitas pebalap.
Sementara itu survei terhadap rute yang diusulkan untuk TdS 2018 telah mulai dilakukan oleh tim bersama pihak terkait. Minggu ini akan dipastikan rute yang akan dilintasi pebalap nanti.
Pemprov Sumbar sebelumnya telah mengusulkan delapan etape pada Tour de Singkarak 2018 dengan Grand start di Bukittinggi.
Etape itu akan dimulai dan diakhiri pada 16 kabupaten dan kota di Sumbar minus Mentawai, Padangpariaman dan Pasaman Barat.
Tiga kabupaten itu tidak ikut berpartisipasi pada Tour de Singkarak 2018 dengan sejumlah alasan terutama soal anggaran.
Sementara itu Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menilai TdS merupakan salah satu evenT penting di provinsi itu yang tidak boleh terhenti pelaksanaannya meski bantuan anggaran dari pusat tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
Ia menyebut kelangsungan ajang balap sepeda yang melambungkan nama Sumbar di tingkat Internasional itu sebagai harga diri daerah.(ant)