Tour de Siak Tetap Dilanjut Meski Asap Berkabut
Gubernur Riau Syamsuar menyatakan mendukung balap sepeda internasional Tour de Siak 2019 tetap dilanjutkan meski kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih meliputi wilayah Kabupaten Siak.
Saat meninjau upaya pemadaman kebakaran lahan di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Kamis petang, Syamsuar mengatakan kabut asap di Siak tidak sepekat di Pelalawan.
"Ini kalau di Siak beda dengan di Pelalawan, di Siak cerah," katanya.
"Saya dapat laporan dari tim dari PB ISSI setelah rapat teknis dengan tim-tim asing mereka tak keberatan tetap melakukan pertandingan," ia menambahkan.
Ia menjelaskan bahwa Tour de Siak juga diikuti oleh tim pebalap sepeda dari luar negeri sehingga penilaian keamanannya melibatkan lembaga balap sepeda internasional (United Cycling International) selain Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Indonesia (PB ISSI).
Tour de Siak berlangsung 19 hingga 22 September 2019. Etape pertama Tour de Siak pada Kamis kemarin diikuti oleh 11 tim dari berbagai negara. Beberapa pebalap terlihat mengenakan masker untuk menghindari dampak kabut asap saat menempuh etape pertama sejauh 60 km dengan rute Siak-Mempura-Dayun-Siak.
"Mereka tetap semangat juga tampaknya, dan itu boleh pakai masker. Kita ada penambahan tim medis," kata Bupati Siak Alfedri usai melepas peserta di depan Istana Siak, Kamis siang.
Jarak etape pertama dikurangi dari semula 114 km menjadi hanya 60 km dengan mempertimbangkan kondisi kabut asap.
Pada Tour de Siak ke-7 diikuti 11 tim dari dalam dan luar negeri.
Peserta dari dalam negeri meliputi BSP Siak Cycling Team, KFC Cycling Team, KGB Cycling Team, dan Tim Nasional Indonesia. Tim dari luar negeri mencakup Terengganu Inc Tsg Cycling Team dari Malaysia, Global Cycling Team Belanda, Velofit Australia, Foolad Mobarakeh Sepahan dari Iran, Nex Cycling Team Singapura, Kinan Cycling Team dari Jepang, dan Go For Gold Philippines.
Pada Jumat, kualitas udara di beberapa bagian wilayah Riau masih dalam kategori berbahaya menurut data Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera, badan di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang berlaku 24 jam menunjukkan konsentrasi polutan di Kabupaten Siak, Kampar, Rokan Hilir, dan Bengkalis di atas angka 300, masuk dalam kategori berbahaya. Sedangkan di Kota Dumai dan Pekanbaru kualitas udara tergolong tidak sehat. (an/ar)
Advertisement