Tour de Borobudur XX 2020 Eratkan Silahturahmi Anggota MeDYC
Dr. Happy Kurnia Brotoarianto, SpBS(K) benar-benar happy alias gembira. Dia tak menyangka dirinya bisa finish di even besar Tour de Borobudur (TdB) XX yang digelar Sabtu 15 Agustus 2020 kemarin.
“Saya sudah lama tidak gowes pakai road bike. Nah, karena even TdB kali dengan konsep protokol kesehatan yang ketat maka saya ikut serta. Awalnya tidak yakin bisa menyelesaikan rute jauh ini, tapi dengan sepeda e-bike pinjaman dari panitia, saya bisa lulus,” bangga Dr. Happy.
Memang, even tahunan yang diselenggarakan oleh Semarang Bicycle Association (Samba) mempunyai konsep berbeda. “Kami menggelar TdB setiap hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Dimulai hari ini, Sabtu 15 Agustus dan akan berakhir bulan Oktober,” bilang Hendra Dharmanto, salah satu koordinator acara dari Samba.
Komunitas MeDYC Semarang didaulat sebagai komunitas pembuka rangkaian TdB 2020. “Hal ini sekaligus membuktikan bahwa TdB sudah memenuhi standar kesehatan yang tinggi. Dan akan terus kami sempurnakan setiap minggunya,” tutur Hendra yang juga menyertakan masker, buff, dan hand sanitizer di dalam race pack.
Hari Sabtu, 15 Agustus pagi, sekitar 35 cyclist yang juga dokter berbagai bidang ini ditemani dengan official sehingga total 50 orang bersiap berangkat dari Kantor Bank Jateng di tengah Kota Semarang.
Sebelum berangkat jam 6 pagi, seluruh peserta dan official harus tes suhu badan dan menggunakan hand sanitizer. Saat bersiap di gate start pun harus dibuat berjarak (physical distancing).
Begitu dilepas oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, seluruh cyclist menempuh jarak 111 km menuju Candi Borobudur. Rute Semarang menuju Ungaran dinilai relatif berat oleh beberapa cyclist.
“Banyak tanjakan panjangnya. Juga di Ambarawa banyak rolling. Nah karena pesertanya tidak banyak, maka gowes bisa physical distancing demi protokol kesehatan. Jadi kami pun merasa nyaman tidak harus berdesakan dengan cyclist lain,” bilang dr. Yan Wisnu Prajoko, M. Kes, Sp.B(K) Onk, salah satu peserta dari MeDYC Semarang.
Meski begitu, seluruh peserta dari MeDYC Semarang ini bisa menyelesaikan rute dengan baik. Didukung cuaca yang tidak terik malah cendurung mendung di Magelang, mereka finish jam 12 siang di Candi Borobudur. Setelah puas berfoto mereka beristirahat di Bukit Dagi Abhinaya.
Menurut dr. Yan Wisnu dan dr. Happy, penyelenggaraan even TdB kali ini sangat kreatif menyiasati protokol kesehatan yang ketat itu. “Kami pun sangat gembira karena dengan jumlah peserta yang tidak banyak, membuat silahturahmi antarcyclist jadi lebih akrab. Dan bisa menyatukan cyclist senior dan yunior di komunitas MeDYC Semarang ini,” tukas dr. Yan Wisnu.
Dengan jumlah peserta yang tidak banyak ini, cyclist sangat diuntungkan karena polisi bisa maksimal melakukan penjagaan meskipun rute yang dilewati relatif padat kena long weekend.
Sukses dengan “seri” pertama, tim Samba tidak tinggal diam. Evaluasi terus dilakukan. Juga menjaga konsistensi protokol kesehatan terus dilakukan di rangkaian berikutnya.
“Minggu, 16 Agustus giliran teman-teman cyclist dari Polisi dan TNI akan merasakan Tour de Borobudur. Lantas, Senin, 17 Agustus adalah giliran atlet sepeda. Beberapa komunitas sudah mendaftar dan sudah mendapatkan slot hingga akhir Oktober nanti,” tutup Hendra.
Tak lupa, Samba yang diwakili oleh Hendra dan Lo Tik Yong, pentolan Samba mengucapkan terima kasih pada Bank Jateng, BNI46, United Bike, FRES, Antangin, Herbana, Kalia, Wahoo, INA, Specialized, Santini, dan Strive atas terselenggaranya even Tour de Borobudur XX 2020 ini.