Tour de Borobudur Menjual Keindahan Alam Dalam Lima Etape
Semarang Bicycle Association (Samba) sukses menggelar even gowes Tour de Borobudur 2020. Dengan sistem bergilir selama tiga bulan. Gunanya untuk menyiasati pandemi Covid19 itu.
"Tahun lalu diadakan setiap Sabtu dan Minggu serta tanggal merah. Sekali berangkat 50 cyclist,” buka Hendra Dharmanto, salah satu pentolan Samba.
Tahun ini, even yang sudah berjalan selama 21 tahun ini diadakan kembali dengan nama Bank Jateng Tour de Borobudur 21. Sejak pekan lalu, 6-7 November. Hari pertama sekitar 150 cyclist dilepas oleh Kapolda Jateng, Drs. Ahmad Lutfi, Sh., S.S.T.M.K berangkat dari Benteng Vastenberg menuju Candi Sewu di dalam kompleks Candi Prambanan.
Lantas perjalanan dilanjutkan hingga finis di Candi Pawon dengan menempuh jarak total 117 km. Sebelumnya, cyclist berhenti di Candi Borobudur sebagai pitstop terakhir. “Di sini diadakan foto-foto dan pengalungan medali finisher,” bilang Hendra.
“Kami sengaja melibatkan penduduk lokal Candi Pawon untuk jadi vendor acara Tour de Borobudur ini. menyediakan masakan, tenda, sound system, panggung, kelengkapan prokes, kesenian, band akustik, dan lainnya,” bilang Hendra.
Yang istimewa, di hari pertama ini, TdB diikuti oleh pejabat teras Jawa Tengah. Ada Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng dan Gibran Rakabumi, Walikota Solo. Gibran menggunakan sepeda mountain bike milik Ganjar.
Memang rute hari pertama ini bersahabat untuk cyclist medan yang flat dan tanpa tanjakan didukung dengan kondisi jalan dibuat steril dan ada pengawalan polisi.
Selain dua pejabat Jateng itu, ada banyak pula pejabat yang senang gowes ikut serta. Seperti mantan Kapolda Sulawesi Utara, Irjen Pol (purn) Royke Lumowa, AKBP Dolly Arimaxionari Primanto, mantan Kapolres Rembang yang kini menjabar Kabag Bin Ops Roops Polda Jateng.
Agar seru, rute TdB hari kedua dibuat kompetisi. Tidak jauh hanya 35 km dari Candi Borobudur menuju Nepal van Java. Diadakan 4 kelas di balapan menanjak ini.
Kali ini tidak ada road captain. Semuanya boleh mengikuti kompetisi ini. Cyclist harus mendaki hingga ke ketinggian 1.600 meter dengan rata-rata gradien 18 persen.
Odie Purnomo Setiawan menjadi yang tercepat di kategori Men Elite. Dia mencatatkan waktu 1 jam 5 menit 24 detik. Podium kedua ditempati Muhammad Abdurrohman asal Surabaya. Dan ketiga ditempati Sandi Nur Hasan.
Selain men elite, ada kategori Women 41-up, Men U-41 dan men 41-up. Rian Setiawan (Trol) finis pertama di kategori Men U-41 dengan catatan waktu 1 jam 16 menit 8 detik. Posisi kedua diisi oleh M. Nur Alif (JMC). Dan juara ketiga diisi Hadi (Hooray).
Juwanto dari Samba menjadi jawara di kelas Men 41 Up dengan watu 1 jam 24 menit 56 detik. Candra Dauna Utama (RS Team) dan Gunawan Indro Prasetyo (Happy Monday) berhasil menduduki podium dua dan tiga.
Kategori Women 41 Up diduduki oleh Selvi Soegianto (RRCC) dengan waktu 1 jam 45 menit 23 detik. Anne Haryanto dan Maria Dea (JMC) berhasil meraih podium dua dan tiga.
Setelah etape satu dan dua ini, pekan depan, etape ketiga akan finis di Ombah Mbudur tanggal 14 November, salah satu desa wisata di Borobudur. Lantas etape empat finis di Desa Bahasa yang juga terletak di kawasan Borobudur tanggal 20 November.
Sementara etape pamungkas, kelima tanggal 21 November akan finis di Tuk Budoyo di desa Losari, Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung. “Memang start dan finis berbeda-beda tetapi episentrumnya tetap Candi Borobudur,” tutup Hendra.