Bisnis Sablon Topi Yang Tak Pernah Mati dari Waktu ke Waktu
Topi, fungsinya tak lagi sebagai pelindung kepala dari sengatan matahari. Namun juga berkembang sebagai bagian dari fashion.
Model topi pun kian variatif. Tidak hanya corak dan bentuknya, ditangan orang kreatif topi juga bisa dihias dengan tulisan yang unik dan keren.
Merangkai tulisan di topi, bisnis inilah yang dibidik Jamil Widodo, 53 tahun warga Jalan Gotong Royong, Kelurahan Babat, Kabupaten Lamongan. Topi biasa bisa disulapnya menjadi lebih menarik dengan tulisan sesuai dengan pesanan.
"Pesanan biasanya dari komunitas, perguruan beladiri, lembaga pendidikan dan lainnya," kata Jamil kepada ngopibareng.id, Minggu 18. November 2018.
Dibantu tiga orang karyawan, dalam sehari pria paruh baya ini mampu menyelesaikan pesanan topi tulis puluhan biji. Untuk topinya sendiri kulakannya dari Surabaya secara grosir dengan hargs Rp 15 ribu pertopi. Kalau sudah di dipermak dengan tulisan harganya Rp 25 ribu pertopi.
"Proses pengerjaan tulisannya memang lumayan sulit. Menggunakan teknik sablon khusus," ujarnya lagi.
Tulisan biasanya dipasang di depan atau di samping kiri kanan topi. Selain tulisan juga bisa disertakan logo dan gambar.
Jamil menjamin bentuk tulisan di topi yang cukup rapi tidak akan luntur dan tahan lama. Kualitas ini yang menjadi jaminan Jamil sehingga pelanggan merasa puas dan akan kembali memesan topi lagi.
Selama menekuni usaha tulis topi sejak belasan tahun, Jamil mengaku tidak pernah sepi dari orderan. Pemesan kebanyakan datang sendiri. Tidak hanya dari wilayah Lamongan namun juga dari Tuban, Bojonegoro, Gresik dan kota lain di Jawa Timur.
Pesanan semakin meningkat saat memasuki bulan Agustus dimana diselenggarakan berbagai kegiatan perlombaan.
"Saat agustusan jumlah pesanan meningkat dua kali lipat. Biasanya untuk gerak jalan dan karnaval," kata Jamil yang istrinya meninggal dunia 1,5 tahun lalu itu.
Jamil yakin bisnis tulis topi tidak akan pernah mati. Prospek usaha ini peluangnya cukup menjanjikan untuk dikembangkan. (tok)