Tongseng Anti Kolesterol Pak Kadir, Pembelinya Sampai Nglesot
Ada orang yang antipati dan menjauhi tongseng. Masakan khas Solo Jawa Tengah ini dianggap sumber penyakit dan biangnya kolesterol. Karena menggunakan bahan dari daging kambing dan santan.
Tetapi tongseng racikan Pak Kadir yang buka warung di Jalan Musi, Cideng, Jakarta Pusat ini, malah sebaliknya. Orang antre ingin melahap tongseng di warungnya yang terbuka itu.
Tongseng merupakan salah satu hidangan kambing khas Solo, Jawa Tengah yang banyak penggemarnya. Kuah tongseng yang sedap kental paling nikmat jika disantap bersama nasi putih hangat, ditambah dengan kerupuk.
Potongan daging kambing yang dimasak dengan bumbu gulai Jawa ditambah kol dan tomat, rasanya gurih.
Tongseng Pak Kadir ini disukai karena memiliki bahan tambahan yang berbeda dengan tongseng pada umumnya.
Trik Menarik Pembeli
Guna menarik pembeli, Kadir mempunyai strategi marketing yang jitu. Ia menyematkan label "Tongseng anti kolesterol" pada usahanya ini.
Orang percaya dengan propaganda itu. Faktanya, yang ingin makan tongseng anti kolesterol ini membludak. Selama ini, dikatakan aman-aman saja, tidak ada yang mengeluh setelah makan tongseng anti kolesterol.
"Alhamdulillah sampai sekarang belum ada yang mengeluh terkena kolesterol gara-gara makan tongseng di kedai saya. Yang ada malah datang lagi datang lagi," kata pria berpenampilan mirip komedian Kadir Srimulat tersebut.
Sebenarnya pria asal Boyolali nama aslinya bukan Kadir, tapi teman-temannya memanggil Kadir lantaran wajah dan penampilannya mirip dengan pelawak Srimulat yang suka bicara logat Madura.
Harus Antre Dengan Sabar
Kalau ingin makan tongseng anti kolesterol ini harus sabar. Mengingat pembelinya membludak, ada di mana-mana, nglesot di tanah dengan alas plastik pun dilakukan.
Anehnya, walaupun harus antre, tidak ada pembeli yang membatalkan niatnya kemudian pergi karena kelamaan menunggu.
Seorang pembeli berbisik, kalau mau makan tongseng Pak Kadir jangan nunggu laper, bisa lemes di tempat. Tapi di sinilah unik dan daya tarik tongseng anti kolesterol tersebut.
"Saya sudah hampir setengah jam berdiri di depan rombongnya sampai klagepan kena asap, belum dilayani," kata Sri Wibowo yang datang bersama istri dan putrinya.
Bowo memuji, tongseng Pak Kadir ini beda, selain rasanya sedap, beraroma buah nanas, harganya relatif murah untuk ukuran Jakarta. Per porsi terdiri nasi dan semangkok tongseng kambing, harganya Rp28.000. "Buah nanas itu yang katanya bisa menurunkan kadar kolesterol," kata Bowo.
"Kalau dikatakan bebas kolesterol wallahu alam," tambah Bowo sambil menyantap tongseng di dalam mobilnya karena tidak kebagian tempat. Sama dengan yang dilakukan oleh beberapa pelanggan yang lain.
Peninggalan Orang Tua
Kalau ingin mencicipi Tongseng Pak Kadir, lokasi persisnya ada di belakang taman dan halte Jalan Musi. Ia memanfaatkan jalanan sempit untuk berjualan hingga memasak semua makanan untuk warungnya.
Bahkan, warung tongseng sederhana yang satu ini sampai harus memanfaatkan area kecil tepat di depan pagar salah satu warga untuk memasak daging-dagingnya.
Warung tongseng yang kini dikelolanya, peninggalan dari orang tuanya sejak tiga dekade silam.
"Kalau tongseng ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Kira-kira tahun 1992 itu bapak saya yang jualan, sampai tahun 1995. Saya melanjutkan dan alhamdulillah bertahan sampai sekarang," kata Pak Kadir.
Dia bercerita kalau warung tongseng ini tak pernah pindah ke tempat lain. Hanya sesekali bergeser sekitar 2-5 meter dari tempatnya yang sekarang.
"Pindah-pindah juga nggak pernah. Paling geser ke sini (belakang halte Taman Musi) atau ke sana saja (belakang Taman Musi)," tutur Kadir.
Waktu Presiden Jokowi masih menjadi Gubernur DKI Jakarta, katanya, pernah mampir di warungnya. Tapi tidak sampai makan, cuma pingin tahu, dan berpesan agar kebersihannya dijaga.
Bahan Tambahan Inovasi Pak Kadir
Pak Kadir menceritakan, julukan 'anti kolesterol' disematkan sejak meneruskan usaha orang tuanya. Ketika masih dikelola oleh ayahnya, warung tongseng ini memiliki racikan yang sama dengan warung tongseng lainnya.
Tomat, kol, daging, santan dan rempah-rempahnya tak ada bedanya dengan tongseng di tempat lain. Melekatnya nama 'Tongseng Anti Kolesterol' ini disebutkan baru mulai dirintis sekitar 9 tahun silam yang berawal dari keresahan Pak Kadir.
"Sering disebut 'Tongseng Anti Kolesterol' karena kami di sini pakai potongan nanas. Ini juga baru-baru saja, kayaknya sekitar 9 tahun yang lalu. Saya yang memang baru menambahkan, bapak tidak (menambahkan nanas)," tutur Pak Kadir.
Penambahan nanas ini bukan seolah-olah tanpa alasan. Pak Kadir menceritakan saat itu dirinya merasa resah karena daging tongsengnya yang tak kunjung empuk.
"Tercetus untuk menggunakan nanas ini awalnya karena saya bingung, kok dagingnya nggak empuk-empuk dan masih alot saja. Akhirnya, kita belajar lewat internet, lihat Google dan menemukan kalau nanas bisa membantu mengempukkan daging. Sekaligus nanas juga baik untuk menekan kolesterol, maka dicobalah," katanya
Dalam melayani pelanggannya, Pak Kadir dibantu istrinya yang biasa dipanggil Bu Sri, dan tiga karyawan. Meskipun juga menyediakan sate kambing dan ayam, tapi yang paling diminati tongseng kambing.
Semangkuk penuh tongseng kambing langsung disajikan setelah kira-kira menunggu selama 20 menit. Dalam semangkuk, tongsengnya ini terlihat ada isian irisan kol, potongan daging kambing, tomat dan potongan nanas segar.
Kuahnya sangat kental berempah tetapi tidak terlalu pekat di tenggorokan. Jika memesan untuk makan di sini, tongseng akan dibuat tidak pedas dan pelanggan bisa menambahkan langsung sambal yang terbuat dari cabai yang ditumbuk kasar.
Ternyata benar saja, penambahan potongan nanas membuat daging kambing pada tongseng ini terasa empuk dan tidak berbau kambing. Saat mengunyah daging kambingnya pun empuk, tidak sampai membuat gigi copot.
Tak hanya pada kuahnya saja, rempahnya juga begitu meresap ke dalam potongan daging kambingnya. Secara singkat, Bu Sri mengatakan bahwa ada teknik memasak khusus yang dilakukan, karena termasuk rahasia perusahaan. "Nggak, canda-canda," kata Kadir sambil tertawa ngakak.
Menurut Kadir, daging-daging tongseng akan dimasak dua kali. Pertama daging kambing akan dimasak dengan rempah-rempah untuk mengempukkan dan menghilangkan bau lengus. Kemudian, baru oleh Bu Sri ditambahkan bumbu serta potongan nanas ke dalamnya.
Tersedia Tongseng Ayam
Selain daging kambing, Pak Kadir juga menyediakan jenis daging lainnya untuk pelanggan yang tak cocok dengan daging kambing. Ada daging ayam dan daging sapi yang bisa dipesan selain daging kambing di sini.
Kami mencoba tongseng ayam yang menjadi salah satu menu yang dipesan terbanyak selain tongseng kambing. Tak kalah nikmat, pada tongseng ayam di sini potongan dagingnya begitu tebal dan besar-besar.
Daging ayamnya dimasak hingga empuk tetapi tidak kering dan berserat layaknya ayam yang dimasak terlalu lama. Untuk daging ayamnya sendiri Bu Sri hanya berfokus membuat bumbu dan rempahnya meresap karena teksturnya yang lebih mudah empuk dari daging kambing.
Selain ada potongan daging ayam, dalam semangkuk tongseng ayam di Tongseng Pak Kadir juga ada potongan tulang muda yang banyak diminta pelanggan. Harga tongseng ayam ini lebih murah dari kambing yakni Rp23.000, per porsi.
Gunakan Arang Kelapa
Dalam memasak tongseng masih menggunakan arang, Pak Kadir mengatakan bahwa arang menjadi kunci baginya untuk mempertahankan cita rasa.
"Saya sudah pernah ganti ini (arang) dengan gas. Kalau dihitung-hitung ya jatuhnya lebih hemat untuk biaya. Tetapi ada pelanggan yang bilang kalau pakai gas rasanya beda, jadi kembali lagi pakai arang," kata Kadir.
Ia memasak 15 porsi dalam satu wajan untuk mengurangi antrean pelanggan yang mengular. Karena tempat jualannya terbuka, tanpa tenda, jadi masalah kalau musim hujan. Ia sih berharap hujan turun pada sore hari.
Khatib Salat Jumat
Bapak dua anak ini selain piawai meracik tongseng anti kolesterol, ternyata dia merupakan salah seorang khatib di Masjid Darusssalam, dekat rumahnya di sebuah kampung belakang pertokoan Roxy.
Ngobrol dengan Pak Kadir soal kuliner mengasyikkan, diselingi dengan canda dan tawa. Tapi obrolan harus diakhiri karena Kadir akan menyiapkan khotbah Jumat. "Jumat ini 18 November 2022 giliran saya menjadi khatib," kata Kadir.
Ingin masak tongseng sendiri di rumah? Berikut resepnya:
Bahan-bahan:
250 gram daging kambing
2 lembar daun salam
2 cm jahe
1000 ml air
4 siung bawang merah
1 batang sereh
1 cm lengkuas
4 buah cabai rawit merah
1 batang daun bawang
1 buah tomat merah
3 sendok makan (sdm) minyak goreng
500 ml santan cair
50 gram kol
2 sdm kecap manis
Bumbu yang dihaluskan:
3 siung bawang putih
5 siung bawang merah
2 butir kemiri sangrai
2 cm kunyit
1 cm jahe
½ sendok teh (sdt) ketumbar
1 ½ sdt garam
½ sdt merica
½ sdt gula pasir
Cara membuat tongseng kambing:
1. Potong-potong daging kambing, ukuran sesuai selera kemudian sisihkan. Disarankan saat memotong kambing melawan serat daging agar hasil dagingnya empuk.
Selain itu saat memilih daging kambing lebih baik pilih daging muda, ciri dagingnya merah dan mengarah merah jambu. Setelah dipotong lalu bumbui dengan garam dan merica.
2. Panaskan minyak pada wajan, tumis bumbu halus hingga wangi, kemudian masukan serai dan daun salam. Selanjutnya aduk hingga rata dan harum.
3. Sesudah itu masukkan air dan aduk hingga rata. Lalu masukkan santan cair. Kecilkan api dan terus aduk santan sampai matang.
Hindari penggunaan api besar pada saat memasak santan karena santan bisa rusak dan pecah. Sisihkan kuah tongseng.
Lalu tumis bawang merah dan bawang putih yang sudah diiris hingga sedikit layu dan wangi, masukkan daging kambing.
5. Masak sambil aduk hingga bumbu merata dan meresap ke daging. Tunggu sampai daging empuk dan berubah warna.
6. Lalu masukkan kol, cabai rawit, irisan daun bawang, aduk sebentar, masak hingga mendidih. Lalu masukkan kuah santan sambil diaduk agar santan tidak pecah. Disarankan gunakan api kecil setelah santan mendidih.
Tongseng dihidangkan dengan nasi putih selagi masih hangat. Ada yang menambahnya dengan emping atau kerupuk.