Tongkat Musa Membelah Samudra Gawang Negara Kaya
Ibarat kisah Nabi Musa, pemain dari negara miskin di Afrika ini telah menbelah Samudra Islandia dengan tongkatnya. Kelincahan kakinya, kecepatan larinya, dan insting bolanya berhasil menjadikan pemain belakang dan kiper salah satu negara di daratan Eropa itu tak berkutik dibuatnya.
Kejutan demi kejutan mewarnai babak penyisihan grup Piala Dunia Rusia. Sang kaki "tuhan" Lionel Messi melempem tak berhasil sedikit pun melesakkan bola ke gawang lawan.
Lebih beruntung Christian Ronaldo dan Neymar Jr, bintang pesaing abadinya dalam jagad bola di Eropa. Ronaldo sempat mencatatkan hatrick di awal laga. Sedangkan Neymar sempat menangis usai menambah gol di injury time menit 96 untuk Brazil saat melawan Costa Rika.
Namun, dari semua catatan prestasi dan kesedihan para bintang itu muncul calon pemain bintang baru. Dia adalah Ahmed Musa, penyerang timnas Nigeria. Ia melesat namanya setelah membobol gawang Islandia 2 gol tanpa balas.
Ibarat kisah Nabi Musa, pemain dari negara miskin di Afrika ini telah menbelah Samudra Islandia dengan tongkatnya. Kelincahan kakinya, kecepatan larinya, dan insting bolanya berhasil menjadikan pemain belakang dan kiper salah satu negara di daratan Eropa itu tak berkutik dibuatnya.
Musa pun bersujud di rumput hijau usai melesakkan bola ke gawang lawan. Entah meniru M Salah --bintang dari Mesir yang moncer di Liberpool-- dalam gaya selebrasi atau bagaimana, Musa sedang menuju jalan mulus untuk menjadi bintang masa depan.
Piala dunia memang bukan hanya laga timnas antara negara. Ia juga bukan hanya perhelatan sepakbola paling akbar se dunia. Apalagi sekadar turnamen bola sepak tanpa makna. Juga bukan sekadar ajang promosi pariwisata bagi negara penyelenggaranya.
Piala dunia selalu menjadi nampan besar lahirnya bintang-bintang baru di rumput hijau. Menjadi ajang unjuk rasa para pemain untuk dilirik klub-klub profesional yang haus bintang dan piala dalam setiap kompetisi di mana saja.
Di Piala dunia selalu ada pemain yang beruntung dan yang buntung. Yang beruntung adalah mereka yang berhasil membuat debut baru dengan prestasi lapangannya. Yng buntung adalah mereka para bintang yang harus angkag koper bersama timnya di putaran pertama seperti Argentina.
Lihata saja penampilan Nigeria yang membuat jutaan warga Islandia menangis. Timnas dari negara berkembang bisa mempermalukan negara yang berlipat-lipat pendapatan perkapita penduduknya. Negara yang mungkin bisa membayar pelatih setara dengan gaji tim Nigeria.
Dalam hal kekayaan, Islandia dan Nigeria seperti bagaikan langit dan bumi. Meski dari segi penduduk, Nigeria menjadi "langit"nya dan Islandia menjadi "bumi"nya.
Jika kekayaan diukur dari pendapat perkapita penduduknya, Nigeria hanya sepersepuluh dibanding Islandia. Pendapatan perkapita Nigeria USD 5.929 atau Rp 77 juta. Sedangkan Islandia USD 44.575 atau sekitar Rp 579 juta lebih.
Memang dari segi kekayaan, Nigeria kalah jauh dibanding Islandia yang menjadi lawannya dalam babak penyisian di Piala Dunia. Namun soal jumlah penduduk, negeri dengan sistem republik parlementer ini dikenal berpenduduk terjarang di benua Eropa. Hanya 329.100 jiwa dengan luas wilayah 130 ribu kilometer persegi. Sedang Nigeria berpenduduk 185 juta jiwa dalam wilayah seluas 923.768 kilometer persegi.
Mengapa negara yang jauh lebih miskin bisa mempermalukan timnas Islandia yang kaya? Dalam bola, kekayaan tomnas maupun klub memang tidak bisa menjadi patokan. Buktinya Brazil yang miskin bisa beberapa kali menjadi juara. Argentina juga pernah menorehkan 1 bintang di jerseynya.
Portugal yang menjadi negara miskin di lingkungan negara-negara Eropa juga pernah membawa pulang trofi Piala Dunia. Tapi negara-negara besar yang selama ini selalu difavoritkan menjadi juara di even bola terbesar di jagat raya ini.
Keunggulan timnas tentu saja tidak tergantung pada kekayaan negaranya. Tapi lebih tergantung kepada bakat bola warganya, pembinaan klub dan pemainnya, serta kecerdikan para pelatihnya. Punya pemain bintang dan handal tanpa mampu membangun tim yang solid juga tak menghasilkan apa-apa. Nasib Argentina adalah contohnya.
Nigeria kali ini beruntung. Ia punya bintang yang luar biasa seperti Musa. Juga tim yang solid sehingga bisa menampilkan permainan ciamik seperti tim besar yang pemainnya banyak dari pemain profesional di klub-klub Eropa. Pebola yang bermain untuk Leicester City FC ini pasti akan jadi incaran baru bursa transfer musim depan.
Piala dunia ibaratnya panggung besar untuk memunculkan dan menenggelamkan para pemain profesional. Ia juga menjadi panggung yang bisa menaikkan harga pemain dalam bursa transfer. Piala dunia menjadi tempat para klub berbelanja.
Tongkat Musa yang berhasil membelah samudra gawang Islandia pasti akan ada harganya. Tunggu saja pask piala dunia. Kemana ia akan berlabuh. Klub apa saja yang mengincarnya?
*) Arif Afandi adalah Founder Ngopibareng.id dan mantan Ketua Umum Persebaya.