Tomat ‘Ngglundhung’ Rp 500 per Kilogram, Petani Murung
Harga tomat di tingkat petani di Probolinggo terus menurun sejak sekitar akhir Juli lalu. Harga tomat yang awalnya Rp 5.000 per kilogram di tingkat petani berangsur-angsur anjlok hingga di titik terendah, Rp 500 per kilogram.
“Bisa dikatakan harga tomat ‘terjun bebas’ menjadi Rp 500 per kilogram di tingkat petani,” ujar Rudi, petani tomat di Desa Sumbersuko, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Senin, 5 Agustus 2019.
Karena harga tomat anjlok, sejumlah petani di Probolinggo enggan memanen buah tomat yang sudah ranum dan berwarna merah. “Dengan harga tomat Rp 500, tidak impas dengan upah buruh tani yang memanen tomat. Ya biarkan saja membusuk di sawah,” ujar Rudi.
Sukarsan, petani tomat lain di Sumbersuko mengaku, untuk menanam tomat di lahan 500 meter persegi dibutuhkan biaya sekitar Rp 3 juta. Biaya sebesar untuk sewa tanah, pengolahan tanah, pembelian bibit, pupuk, dan obat-obatan.
Ketika dipanen lahan seluas itu menghasilkan sekitar 300-500 kilogram buah tomat. Dengan harga Rp 500 per kilogram, praktis petani meraup pendapatan Rp 1, juta sampai Rp 2,5 juta. “Tentu saja petani rugi. Belum lagi saat panen harus membayar upah pekerja,” kata Sukarsan.
Hal senada diungkapkan Yono, petani tomat di Jrebeng Lor, Kota Probolinggo. Dikatakan harga tomat mencapai puncaknya pada awal Juni lalu menjelang Lebaran (Idul Fitri). “Awal Juni menjelang Lebaran, harga tomat tembus Rp 16.000 per kilogram. Setelah itu harganya terus turun hampir tiap pekan,” katanya.
Harga tomat mencapai puncak (Rp 16.000) diduga karena baru memasuk kemarau. “Masih sedikit petani yang menanam tomat di akhir musim penghujan dan baru bisa dipanen pada awal kemarau,” kata Yono.
Memasuki puncak kemarau, terjadi panen raya tomat di mana-mana. Tidak hanya di dataran rendah di Probolinggo, tetapi kawasan lereng Gunung Bromo juga banjir tomat. “Yang jelas kalau lereng Bromo sudah panen raya tomat, alamat harga tomat bakal ngglundhung,” kata Hasbullah, petani di Banjarsari, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo.
Bahkan di tingkat pedagang (di pasar) harga tomat pun relatif murah. “Tomat sekarang di Pasar Baru hanya Rp 2.000-3.000 per kilogram,” ujar Yudi, pemilik warung nasi di Kelurahan Sukabumi, Kota Probolinggo.
Dengan harga tomat semurah itu, kata Yudi, justru bisa untuk “menutupi” mahalnya harga cabai rawit yang mencapai Rp 65-75 ribu per kilogram. “Caranya, ketika membuat sambal, cabainya sedikit ditambah tomat yang banyak,” ujarnya. (isa)