Tolong Pak Menteri, Wisatawan Bali Kini Sepi
Aktivitas Gunung Agung yang baru saja meletus betul-betul membuat pariwisata Bali menjadi sepi.
Tampaknya, diperlukan uluran tangan Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk mendatangkan kembali wisatawan ke pulau Dewata ini.
''Sejak Gunung Agung meletus, Bali sepi sekali. Dampaknya melebihi Bom Bali. Sungguh terasa sekali,'' kata Topo, pelaku jasa pariwisata yang sudah 20 tahun menggantungkan hidupnya di Bali, kepada Ngopibareng.id, Kamis, 7 Desember 2017.
Topo tidak membual. Mulai dari Bandara Internasional ngurah Rai, sepinya wisatawan sudah sangat terasa. Sangat jarang wisatawan asing berseliweran. Di pintu kedatangan yang rame para driver taksi dan jasa transportasi menawarkan jasanya.
Demikian juga sejumlah coffee maupun restoran yang ada di Bandara. Sepi nyenyet. Tidak seperti biasanya. Saat bulan peak seasson seperti sekarang, bandara ramainya bukan main. Bahkan seperti keramaian pasar.
Jalanan juga demikian. Perjalanan dari Bandara ke kawasan Kuta bisa ditempuh sangat cepat. Tidak ada kemacetan sama sekali. Padahal, pada hari-hari biasa, kawasan tersebut selalu macet oleh kendaraan maupun wisatawan yang lalu lalang.
Sejumlah tempat makan legendaris seperti Ayam Betutu Gilimanuk juga tak seramai biasanya. Padahal, pada jam makan siang. Tempat makan yang tidak jauh dari bandaran tersebut tidak sampai terisi separo dari kapasitas pada saat makan siang.
Mal maupun hotel juga tidak kalah sepinya. ''Kalau sudah seperti ini, hotel-hotel perang diskon. Bisa sampai 50 persen lebih. Sejumlah tamu yang tadinya ke Bali membatalkan kunjungan gara-gara Gunung Agung meletus,'' tambah Topo.
Lantas kemana para wisatawan asing yang biasa memenuhi Bali di setiap akhir tahun ini? Menurut informasi, mereka banyak mengalihkan kunjungan liburannya ke Singapura dan Thailand. ''Mereka yang dapat berkah dari meletusnya Gunung Agung,'' tambahnya.
Kini Gunung berapi di Pulau Dewata itu sudah normal kembali. Tampaknya, pemerintah perlu menggeber informasi tentang normalnya aktifitas gunung berapi tersebut. Jika tidak, orang Bali yang hidupnya bergantung kepada pariwisata bisa kesulitan karena sepi.
Saatnya mempromosikan Bali ke luar negeri kembali, Pak Menteri? (Azh)