Toleransi Sedang, Mahasiswa Baru UB Rawan Disusupi Paham Radikal
Hasil survei UPT Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PKM) Universitas Brawijaya (UB) terhadap karakter mahasiswa menyebut tingkat toleransi dalam kategori sedang.
Kepala UPT PKM UB, Muhammad Anas mengatakan, penelilitan ini telah dilakukan sejak bulan lalu dengan mengambil sampel sebanyak 397 responden dari 16 fakultas.
Survei tersebut berisi beberapa indikator pandangan mahasiswa terkait toleransi dan nilai-nilai kemanusiaan, sikap penerimaan terhadap perbedaan, sikap mengakui keberadaan minoritas, sikap tidak memaksakan kehendak, sikap saling menghargai sesama manusia, respons terhadap tindakan intoleransi dan praktik toleransi.
"Salah satu yang membuat kesimpulan toleransi mahasiwa UB di level sedang ini terutama indikator mengenai sikap mahasiswa UB dalam merespons isu tentang minoritas mulai agama, etnis hingga disabilitas. Jadi, mereka menaruh sikap galau atau gamang untuk membela atau tidak," ujarnya, Senin 23 Mei 2022.
Menurut Anas, tingkat toleransi kategori sedang artinya mahasiswa UB rentan dimasuki paham-paham radikal. Terlebih untuk mahasiswa baru semester satu atau dua yang masih dalam proses pematangan berpikir.
"Ini juga menjadi warning buat kami untuk bisa memberikan benteng pada mahasiswa agar tak terpapar radikalisme dan lainnya," katanya.
Pihak UPT PKM UB menduga ada banyak penyebab para mahasiswa UB memiliki tingkat toleransi sedang. Beberapa diantaranya adalah faktor lingkungan hingga pendidikan sebelumnya.
"Saya kira ada hal-hal yang perlu segera kami lakukan misalnya membuat program kemahasiswaan agar mampu berinteraksi, berbaur dan bersikap dengan orang yang berbeda atau minoritas. Program itu sebetulnya ada di UPT kami, namun memang kurang masif," ujarnya.