Tolak Perluasan TWA Kawah Ijen, API Banyuwangi Unjuk Rasa
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Peduli Ijen (API) Banyuwangi melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Banyuwangi, Senin, 24 Agustus 2020. Mereka menolak perluasan Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen. Hal ini bisa menurunkan status cagar alam menjadi TWA.
"Kami menyatakan, kami menolak keras dan meminta pimpinan tertinggi Banyuwangi yakni Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas untuk menyampaikan sikap terhadap persoalan ini," jelas koordinator aksi Adnan.
Secara bergantian mereka melalukan orasi di depan kantor Bupati Banyuwangi. Pada saat yang sama mereka juga membagikan pernyataan sikapnya atas perluasan TWA Kawah Ijen tersebut kepada pengguna jalan.
Dalam pernyataan resminya, API Banyuwangi menyebut pada 30 Juli 2020 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengeluarkan SK Nomor: 318/MENLHK/SETJEN/PLA.2/2020 yang pada pokoknya menurunkan Fungsi Cagar Alam menjadi Taman Wisata Alam seluas 214,12 hektar. Dengan perluasan ini, TWA Kawah Ijen yang awalnya seluas 92 hektar kini diperluas sehingga menjadi 306,12 hektar.
Menurut API, luas TWA Kawah Ijen yang 92 hektar itu juga berasal dari penurunan kawasan cagar alam Kawah Ijen Merapi Ungup Ungup menjadi TWA pada 1981. Adnan menyebut, proses keluarnya surat keputusan tersebut tidak melibatkan masyarakat secara langsung.
Dia mengklaim sudah melalukan survei di Desa Tamansari dan Desa yang meliputi daerah cagar alam Ijen. Oleh karena itu, API Banyuwangi menolak keras perluasan TWA Kawah Ijen tersebut. Karena mereka tidak ingin di kemudian hari ada pembangunan dan ekspolitasi di kawasan Ijen dengan didasarkan pada surat keputusan tersebut.
"Sebelum ada kejadian, sebelum itu terlaksana maka kami ingin menolak SK ini," tegas Adnan.
Dari segala aspek, lanjut Adnan, perluasan TWA Kawah Ijen ini sama sekali tidak menguntungkan masyarakat secara langsung.
Di sekitar Ijen, beberapa waktu lalu sudah terjadi banjir dan tanah longsor. Jika diteruskan dengan penurunan fungsi cagar alam menjadi TWA maka akan terjadi pembangunan dengan dalih pengembangan pariwisata dan lain-lain.
"Kami akan melakukan aksi berjilid-jilid. Pada kesempatan berikutnya kami akan melakukan advokasi-advokasi. Bahkan akan kita bawa ke tingkat nasional," pungkas Adnan.