Tolak Kerusuhan, Probolinggo Gelar Colour Run
Kegiatan ‘Colour Run’ bertajuk Tolak Kerusuhan di Kota Probolinggo yang digelar Polresta, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), KPU, dan Bawaslu setempat, Minggu pagi, 16 Juni 2019 berujung “rusuh”. “Kerusuhan” dimaksud, ribuan peserta jalan santai itu terlihat rusuh (kotor) pada muka dan kaus (T-shirt) yang dikenakan.
Sejak dari garis start di simpang tiga alun-alun Kota Probolinggo, melintasi Jalan Ahmad Yani, Jalan dr Mohamad Saleh, Jalan Suroyo hingga finish di tempat semula, para peserta diguyur serbuk warna-warni. Tidak hanya panitia, di antara peserta terlihat saling lempar bubuk alami asal atau biasa disebut bubuk holi (holy powder).
Begitu sampai di garis finish, semua peserta terlihat berwarni-warni usai “mandi” serbuk pewarna makanan (food grade) itu. “Syukurlah, kondisi di Kota Probolinggo aman usai KPU menetapkan hasil Pemilu 2019,” ujar Kapolresta AKBP Alfian Nurrizal.
Dikatakan selama proses pesta demokrasi hingga usai, tidak ditemukan gangguan berarti di Kota Bayuangga. “Karena itu pagi ini kami menggelar Colour Run bertema Tolak Kerusuhan, untuk lebih menyatukan warga Kota Probolinggo,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ketua KPU, Ahmad Hudri dan Ketua Bawaslu, Azam Fikri yang mendampingi Kapolresta. “Alhamdulillah pelaksanaan Pemilu 2019 di Kota Probolinggo berjalan lancar,” ujar Hudri.
Sejumlah peserta Colour Run mengaku senang bisa berolahraga dengan cara kreatif dan menghibur. “Karena diwarnai lempar-lemparan bubuk holi, jadinya olahraga semakin segar dan fun,” ujar Puji, salah satu peserta.
“Awalnya takut mata kelilipan, ternyata tidak berbahaya karena bubuk itu berbahan alami,” kata Mahfud, peserta lainnya.
Terkait adanya laporan penggelembungan suara pada Pemilu Presiden (Pilres) 2019 seperti diungkit Ketua Tim Hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto (BW), Ketua KPU Ahmad Hudri mengatakan, mungkin hal itu bukan di Kota Probolinggo.
Ketika wartawan menjelaskan, penggelembungan suara Pilres itu di antaranya disebut-sebut juga terjadi di Kota Probolinggo, Hudri mengaku, belum tahu. “Yang jelas hasil Pemilu sudah kami laporkan ke KPU pusat juga provinsi,” ujarnya.
Terkait klaim kubu 02 yang menyatakan adanya penggelembungan suara Pilpres, Hudri mengatakan, siap mengklarifikasi dengan data yang dimilikinya. “Yang jelas, kami belum dihubungi oleh KPU terkait hal ini,” katanya.
Seperti diketahui, BW mengatakan, ada fakta terjadinya penggerusan dan penggelembungan suara dalam proses Pemilu Presiden 2019. Berdasarkan hitungan Tim IT internal, kata BW, ada penggerusan suara 02 sebesar lebih dari 2.500.000 dan penggelembungan suara 01 sekitar di atas 20.000.000.
"Sehingga perolehan sebenarnya untuk suara pasangan 01 sekitar 62.886.362 (48%) dan suara untuk pasangan 02 sekitar 71.247.792 (52%)," kata BW melalui keterangan tertulisnya, Jumat , 14 Juni 2019.
Versi BW, penggelembungan suara itu di antaranya terjadi di Kota Probolinggo. "Sedangkan untuk Provinsi Jawa Timur, penggelembungan terbesar terjadi Trenggalek, Tuban, Mojokerto, Jombang, Gresik, Kota Pasuruan, Pasuruan, Kota Probolinggo, Nganjuk dan Probolinggo,” ujar BW. (isa)
Advertisement