Tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban Manfaatkan Tanah Solo Valley Werken
Pembangunan jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban sepanjang 116,7 kilometer di antaranya akan memanfaatkan tanah Solo Valley Werken.
Tanah yang sebelumnya berupa sungai (kanal) tersebut bisa dimanfaatkan mengingat statusnya adalah tanah negara.
Menurut Sekretaris Daerah Bojonegoro Nurul Azizah, jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) Pemerintah Pusat. Nantinya, jalan tol ini akan mengoneksi dengan tol Solo-Ngawi-Kertosono. ”Ini proyek strategis nasional,” ujarnya pada ngopibareng.id, Rabu, 16 Februari 2022.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro Hanafi, proyek jalan tol ini telah dipaparkan Perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ridwan Hoesin di Bojonegoro, Selasa 15 Februari 2022.
Intinya penyampaian proyek bernilai sekitar Rp 23,7 triliun lebih itu di antaranya memanfaatkan tanah Solo Valley Werken. ”Itu karena statusnya tanah negara. Jadi relatif mudah prosesnya,” ujarnya pada ngopibareng.id.
Dalam sejarah, Solo Valley Werken adalah kanal yang dibangun Pemerintah Belanda pada era Ratu Wilhelmina sekitar tahun 1930-an. Titik hulunya berada di Kecamatan Ngraho, atau berjarak sekitar 42 kilometer barat daya Kota Bojonegoro.
Untuk di Bojonegoro, kanal dengan panjang sekitar 73 kilometer lebar 100 meter ini, dibangun untuk mengatasi krisis air, terutama di bagian selatan yang dahulu dikenal kering. Pembangunannya hampir bersamaan dengan Bendungan Pacal (Waduk Pacal) berada di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro.
Solo Valley Werken melewati beberapa kecamatan di Bojonegoro bagian selatan dan tengah. Mulai dari Kecamatan Ngraho, Padangan, Tambakrejo, Purwosari, Gayam, Kalitidu, Ngasem, Dander, Kecamatan Kota, Kapas, Balen, hingga ke Baureno.
Dikatakan oleh Hanafi, soal berapa kilometer tanah Solo Valley Warken di Bojonegoro yang dimanfaatkan untuk jalan, masih menunggu pendataan. Bisa saja, panjangnya antara 20 kilometer hingga 30 kilometer. Karena, sekarang ini pembangunan jalan tol masih dalam proses konsultasi publik. “Kita belum tahu panjangnya, mungkin sekitar itu (20-30 km),” paparnya.
Sekarang ini, tanah Solo Vally Warken sebagian besar masih dimanfaatkan warga, juga dijadikan embung (waduk kecil) untuk pengairan. Tercatat ada 30 embung di Bojonegoro bagian selatan barat, berada di areal ini.
Ada juga untuk perkebunan dan persawahan warga. Sedangkan soal apakah nanti ada ganti rugi tanaman, pihak Pemerintah Bojonegoro masih melakukan konsultasi. “Soal tanaman di tanah Solo Valley kemungkinan diakomodir. Tetapi, mungkin untuk lahannya tidak ada pembebasan karena statusnya tanah negara,” imbuh Hanafi.
Diproyeksikan, jalan tol ruas Ngawi-Bojonegoro-Tuban, akan menghubungkan jalan tol ruas Solo-Ngawi-Kertosono yang sudah lebih dahulu beroperasi nantinya, jalan tol ini juga terhubung dengan jalan tol ruas Surabaya Gresik. Dengan demikian, jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Babat berfungsi sebagai jaringan jalan tol penghubung lintas tengah dan utara.
Untuk di Kabupaten Bojonegoro diperkirakan akan melewati 33 desa di delapan kecamatan. Mulai dari Kecamatan Margomulyo, Kecamatan Ngraho, Kecamatan Tambakrejo. Selanjutnya menuju ke utara di Kecamatan Padangan. Ke arah timur di Kecamatan Purwosari dan Kecamatan Gayam. Kecamatan Kalitidu dan Kecamatan Dander.