Tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban Lewati Hutan Jati dan Kampung Samin
Jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban (Ngaroban) sepanjang 116,7 kilometer akan melewati beberapa tempat menarik. Ada kawasan hutan jati di area pegunungan Kendeng hingga kampung masyarakat Samin di Dusun Jepang, Desa/Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro.
Di ujung barat daya Kabupaten Bojonegoro tepatnya di Kecamatan Margomulyo, adalah perbatasan dengan Kabupaten Ngawi. Daerah yang sebagian besar adalah kawasan hutan jati ini, terdapat tiga desa yang terkena proyek jalan tol. Yaitu Desa Geneng, Desa Sumberjo dan Desa Meduri.
Lokasi jalan tol, rencananya berada di sisi timur jalan penghubung Ngawi-Bojonegoro. Jaraknya dari Kota Bojonegoro sekitar 67 kilometer.
Di jalur ini, juga terdapat Desa Margomulyo, di mana terdapat lebih dari 200 warga Samin, tepatnya di Dusun Jepang. Meski Dusun Samin tidak masuk peta proyek jalan tol, tetapi aksesnya tak jauh dari warga yang kini memilih hidup di pinggir hutan dan dekat dengan Sungai Bengawan Solo. Di dusun tersebut terdapat tokoh Samin keturunan ideologis Samin Surosentiko, yaitu Mbah Hardjo Kardi,87, tahun.
Selama ini, kampung Samin di Bojonegoro menjadi salah satu destinasi wisata budaya. Dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, kerap jadi sasaran kunjungan masyarakat dari luar kota. Ada tokoh politik nasional, gubernur, bupati dan walikota, juga untuk studi sejarah soal perjuangan warga Samin dan sikap perlawanan saat negeri ini dijajah Belanda.
Menurut Kepala Desa Margomulyo, Nuryanto, desanya memang tidak masuk dalam peta penggunaan jalan tol Ngaroban. Tetapi, jalan tol lokasinya dekat dengan Desa Margomulyo, dan melewati tiga desa tetangga.”Ya, lokasinya tak jauh dari desa sini,” ujarnya pada ngopibareng.id, Sabtu 26 Februari 2022.
Nuryanto berharap, jalan tol Ngaroban, akan jadi akses positif di kampungnya. Apalagi, jalan ini melewati pemandangan indah. Yaitu hutan jati dan tanah pegunungan yang jalannya meliuk-liuk naik turun. Di antaranya di kawasan Watujago, Bojonegoro. Juga destinasi budaya di Kampung Samin. ”Jadi menariklah,” paparnya.
Sementara itu Kepala Desa Meduri, Kecamatan Margomulyo, Sarko, mengatakan, dirinya ikut sosialisasi saat diundang di Pendopo Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, beberapa hari lalu. Isinya, soal sosialisasi pemetaan tanah yang dijadwalkan terkena proyek jalan tol Ngaroban. “Masih sebatas pemetaan, belum luasnya,” ujarnya pada ngopibareng.id, Sabtu 26 Februari 2022.
Lanjut Sarko, dari daerah yang terkena proyek tol, yaitu tanah negara berupa kawasan hutan jati dan tanah milik warga. Jumlah luasnya akan ada pemberitahuan lebih lanjut pada pertemuan lanjutan. “Jadi, pembicaraan belum sampai soal besaran ganti rugi,” tandasnya.
Seperti diketahui pembangunan jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban (Ngaroban) sepanjang 116,7 kilometer di antaranya akan memanfaatkan tanah Solo Valley Werken, juga hutan jati di kawasan Pegunungan Kendeng. Tanah yang sebelumnya berupa sungai (kanal) bisa dimanfaatkan mengingat statusnya adalah tanah negara.
Menurut Sekretaris Daerah Bojonegoro Nurul Azizah jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) Pemerintah Pusat. Nantinya, jalan tol ini akan terhubung dengan tol Solo-Ngawi-Kertosono. ”Ini proyek strategis nasional,” ujarnya pada ngopibareng.id, Rabu 16 Februari 2022.
Advertisement