Tol Ngaroban di Ngraho Belum Ada Sosialisasi Pembebasan Lahan
Proyek tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban (Ngaroban) di Kecamatan Ngraho, Bojonegoro, belum ada sosialisasi pembebasan lahan. Sosialisasi baru sebatas penetapan desa yang terkena proyek jalan tol sepanjang 116,7 kilometer ini.
Di Kecamatan Ngraho, ada tiga desa dari total 16 desa, yang terkena proyek jalan tol. Ketiga desa tersebut antara lain Desa Klempun, Desa Jumok dan Desa Nganti. Posisi jalan tol diproyeksikan berada di sebelah timur dari jalan lintas provinsi penghubung Kabupaten Bojonegoro- Kabupaten Ngawi.
Menurut Camat Ngraho, Masirin, untuk sosialisasi proyek tol, masih sebatas penetapan desa. Antara lain Desa Nganti, Desa Jumok dan Desa Klempun. "Jadi, belum ada sosialisasi pembebasan lahan," ujarnya pada Ngopibareng.id, Senin 21 Maret 2022.
Sosialisasi, lanjutnya, baru dilakukan dua kali. Pertama pengenalan proyek jalan tol, kedua sosialisasi penetapan desa dan kecamatan di Pendopo Pemkab Bojonegoro. "Jadi belum detail, memang," tandas mantan Kabag Humas Pemkab Bojonegoro ini.
Sebagai catatan, Kecamatan Ngraho, masuk daerah strategis. Sebab, kecamatan berjarak sekitar 43 kilometer dari Kota Bojonegoro ini, sebagai daerah perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah.
Pemerintah Bojonegoro telah membangun jembatan di Sungai Bengawan Solo, yang menghubungkan antara Kecamatan Ngraho dengan Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Jalur di dua kecamatan beda kabupaten ini, sudah bertahun-tahun aksesnya mati.
"Kini jalannya jadi hidup," ujar Camat Masirin.
Terkait posisinya yang kini strategis, warga berharap di antara Kecamatan Padangan, dan Kecamatan Ngraho, dibuka pintu tol. Alasannya, dua kecamatan ini berada di batas antar-provinsi. "Ya, perlu diusulkan pintu tol, dua kecamatan itu," ujar Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bojonegoro Moh. Subeki.
Tak hanya itu, Kecamatan Ngraho, juga daerah pengembangan Bojonegoro bagian barat. Posisi kecamatan, dimana beberapa desa berada di pinggir Sungai Bengawan Solo. Di antaranya ada tempat wisata air bernama kracikan, yaitu saat kemarau, air mengalir di antara bebatuan di Sungai Bengawan Solo. Dalam lima tahun terakhir, wisata desa ini banyak dikunjungi warga.
Seperti diketahui pembangunan jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban (Ngaroban) sepanjang 116,7 kilometer di antaranya akan memanfaatkan tanah Solo Valley Werken, juga hutan jati di kawasan Pegunungan Kendeng. Tanah yang sebelumnya berupa sungai (kanal) bisa dimanfaatkan mengingat statusnya adalah tanah negara.
Menurut Sekretaris Daerah Bojonegoro Nurul Azizah jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) Pemerintah Pusat. Nantinya, jalan tol ini akan terhubung dengan tol Solo-Ngawi-Kertosono.
”Ini proyek strategis nasional,” ujarnya, pada Ngopibareng.id, Rabu 16 Februari 2022.