Tokopedia Bantah Tudingan LAKSI soal Unsur LGBT dalam Iklan BTS
Sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia (LAKSI) menuduh iklan BTS di salah satu e-commerce asal Indonesia itu mengarah kepada kampanye LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
Namun LAKSI tak menyebut konten apa dalam iklan tersebut yang mengandung unsur LGBT. Usut punya usut, personel bernama Jin BTS populer di kalangan gay, berdasar sebuah berita yang jadi rujukan protes LAKSI. Padahal, tidak ada pernyatan dari Jin yang mendukung LGBT. Siapapun boleh ngefans sama artis idolanya, kan?
Tokopedia akhirnya angkat bicara terkait protes yang dilayangkan LAKSI. Nuraini Razak, Vice President of Corporate Communications Tokopedia mengatakan, pihaknya menghargai keberagaman pandangan setiap masyarakat maupun golongan.
Namun dia menegaskan, sebagai institusi mereka tidak berpihak pada pandangan tertentu. Pesan positif yang dibawa BTS merupakan alasan utama Tokopedia menggandeng boyband asuhan Big Hit Entertainment itu.
“BTS mengedepankan kerja keras untuk mewujudkan mimpi, anti-perundungan, dan pesan positif lainnya. Semua itu, selaras dengan semangat kami,” ujar Nuraini dalam keterangannya kepada media.
Di lain pihak, KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) menilai, tidak terdapat unsur yang dituduhkan LAKSI terhadap iklan BTS. Tak ditemukan juga ajakan pada orientasi seksual tertentu dari iklan itu.
Tudingan tersebut sempat membuat ARMY (sebutan penggemar BTS) geram. Lewat Twitter, mereka mengungkapkan kebingungan apa yang menjadi dasar LAKSI melayangkan tuduhan tersebut.
“Setahu saya, BTS itu mengampanyekan Love Yourself bukan LGBT. Serius deh LAKSI. Sebagai ARMY, saya merasa tersinggung. Kok bisa-bisanya Anda yang paling tahu mereka, ketimbang kami yang penggemar? Bercanda lu?!”
BTS sendiri direkrut oleh Tokopedia sejak Oktober 2019 dan mengisi sejumlah iklan yang kemudian sering diputar di bioskop jelang pemutaran film. Dalam sejumlah iklan tersebut, BTS tampil mempromosikan e-commerce itu dilengkapi dengan canda tawa keakraban para member.
LAKSI merupakan LSM yang didirikan oleh para senior advokat pada 1995 di Jakarta, dan mengklaim telah memiliki perwakilan di sebagian provinsi di Indonesia.
Nama LAKSI pernah terekspos pada 2015, disebut menerima aliran duit korupsi ESDM.
LAKSI termasuk dalam tujuh organisasi massa dan LSM yang disebut menerima duit korupsi yang didakwakan kepada mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Waryono Karno.
Advertisement