Tokoh NU Sesalkan Euforia PCNU Surabaya Sambut Rekom Eri-Armuji
Salah satu tokoh Nahdlatul Ulama Kota Surabaya, Kiai Achmad Dzulhilmi menyesalkan euforia beberapa Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya ketika mendengar nama Eri Cahyadi-Armuji mendapat rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk maju sebagai bakal calon walikota dan wakilnya maju di Pilwali Surabaya.
Euforia itu terjadi ketika para pengurus menggelan nobar pengumuman rekom PDI Perjuangan di Kantor PCNU Surabaya, Jalan Bubutan, Selasa 2 September 2020 lalu.
Hilmi menyampaikan, apa yang dilakukan oleh para pengurus PCNU saat itu telah mencoreng NU. Sebab, sesuai khittah 1926 secara gamblang menyatakan NU tidak boleh berhubungan dengan politik praktis.
“Oleh karena itu, kalau ada dukung mendukung presiden, bakal calon walikota dan lain-lain, jangan sampai mengatasnamakan jamiyah NU, bahkan sampai menempati kantor NU,” kata Hilmi ketika ditemui di salah satu rumah makan di kawasan Rungkut, Surabaya, Senin 7 September 2020 malam.
Mantan Rois Syuriah PCNU Surabaya periode 2010-2015 itu menilai, apa yang dilakukan oleh pengurus yang ada ini seperti memang disengaja. Sebab, kegiatan nonton bareng itu dilakukan melalui layar dan menggunakan proyektor.
Ia menjelaskan, ada beberapa hal pula yang ditakutkan apabila NU terjun ke politik praktis. Apabila ulama menggunakan NU sebagai kendaraan kemudian salah memilih calon pemimpin maka akan berdampak pada nama baik NU.
“Kalau yang didukung salah NU akan kena. Sekarang ini ketika mencalonkan janji muluk-muluk tapi gak disalahkan yang kena juga NU. Ulama jangan sampai terlibat karena kalau ada apa-apa NU-nya yang kena,” pungkasnya.
Untuk itu, ia menjelaskan, bahwa langkah politik boleh diambil asal tidak membawa nama organisasi.