Tokoh Nasional pada Kanvas Yusuf Susilo Hartono
Sejumlah tokoh nasional yang sering jadi pembicaraan publik bakal hadir dan bertemu di Museum Nasional, Jakarta, 9 - 13 November mendatang. Mereka bertemu tidak secara fisik, tetapi masing-masih tokoh itu tampil di atas kanvas. para tokoh itu antara lain adalah Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan beberapa tokoh lain. Perupa sekaligus jurnalis dan penyair Yusuf Susilo Hartono (YSH), melukis mereka dan memamerkannya dengan mengangkat tema Among Jiwo : Retrospeksi 40 Tahun Berkarya.
Pada kanvas YSH. Jokowi dan Mega digambarkan seperti buraq, karena kecepatannya, mantan Wali Kota Solo itu melesat dari Gubernur DKI Jakarta, lalu menjadi Presiden RI. Tentu saja, berkat "kesaktian" Megawati. Sedangkan Prabowo tampil gagah naik kuda. Dan Anis Baswedan, digambarkan sebagai "Si Pangeran Biru".
Karya-karya itu menjadi bagian dari karya YSH berjumlah sekitar 200 karya berbagai ukuran dan media, yang dipilih oleh kurator Dr.Anna Sungkar, dan dipamerkan dari 9-13 November, di Gedung B, Museum Nasional. Pameran ini diselenggarakan Yayasan Duta Indonesia Maju pimpinan Lisa Ayodhia, dengan dukungan Museum Nasional, Jakarta Konsaltindo (Jakkon) dan ArtMedia. Karya-karya tersebut dipilih dari ribuan karya YSH yang dihasilkan sejak 1982, sejak jadi guru dan tinggal di kota kelahirannya Bojonegoro, Jawa Timur, hingga hijrah ke Jakarta 1986, sampai sekarang.
Dirjen Kebudayaan Hilman Farid mengatakan setelah 40 tahun berkarya, Yusuf adalah saksi nyata transformasi kebudayaan di Indonesia : mulai dari era Orde Baru, awal Reformasi hingga pemerintahan Presiden Joko Widodo. "Dalam arti pameran ini juga menjadi semacam penghargaan bagi sang 'perupa tiga zaman' yang telah mendedikasikan dirinya, hidupnya, serta daya kreativitasnya di bidang seni rupa, juga jurnalistik dan sastra," tandasnya.
Menurut kurator Dr. Anna Sungkar, dalam pameran ini mantan wartawan seni Surabaya Post di Jakarta dan Pemred Majalah Visual Art akan menampilkan karya-karya seni rupa dalam bentuk sketsa, drawing, lukisan hingga instalasi. Selain itu juga artefak dan memorabilia jurnalistik dan puisi berupa buku-buku karyanya, klipping, hingga berbagai peralatan yang pernah dipakai bekerja pada era manual hingga digital, seperti mesin ketik, kamera, tape recorder, kaset rekaman, pager, telpon genggam hingga laptop model awal, dan kartu pers. Pameran dibuka untuk undanan khusus pada 9 November 2022, dan terbuka umum 10-13 November 2022, dari pukul 09.00 - 18.00 wib. Di sela pameran, akan digelar diskusi dengan pembicara pengamat seni rupa Agus Dermawan T, Bambang Bujono, kurator. YSH akan memberikan klinik sketsa.
"Karya-karya Yusuf merupakan catatan perjalanan hidup, kesan-kesan, renungan, pemikiran, dan respons atas masalah sosial yang sedang berkembang pada suatu waktu. Dari karya-karya tersebut, kita bisa membaca bagaimana jalan pikiran, keberpihakan, kekaguman, passion, perasaan, dan keraguan, termasuk juga ketidakberanian, ambigu, geregetan, rasa cinta, birahi, yang terpancar dari guratan-guratan yang tercipta kemudian pada karya," kata Anna Sungkar.
"Ketika mendokumentasikan pengalamannya dalam suatu perjalanan, ia mengabadikannya dalam sejumlah sketsa, sehingga kita melihat karya-karya seperti Tembok Cina, Beijing, Harajuku, Brisbane, Prambanan, dan Borobudur. Demikian pula ketika merekam peristiwa Reformasi tahun 1998 atau Demo mahasiswa di DPR, ia melukiskannya dengan detail sehingga pantas menjadi dokumen sejarah perjalanan bangsa Indonesia," kata Anna Sungkar. (ysh)