Tokoh Muda NU Bertemu Presiden Israel, Jusuf Kalla: Untuk Perdamaian Boleh Saja
Pertemuan lima tokoh muda Nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, masih jadi perbincangan hangat di Indonesia. Berbagai respon baik pro maupun kontra terus bermunculan. Kelima orang tersebut adalah Syukron Makmun (PWNU Banten), Zainul Maarif (Unusia), Munawir Aziz (Sekum PP Pagar Nusa), Nurul Bahrul Ulum (PP Fatayat NU), dan Izza Annafisah Dania (PP Fatayat NU).
Pertemuan tersebut disebut-sebut berlangsung awal Juli 2024. Kelima.tokoh tersebut telah dinonaktifkan dari NU.
Merespons hal tersebut, Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK menyatakan, pertemuan itu boleh-boleh saja jika mengusung perdamaian.
"Pertemuan itu mendapat banyak respon, tapi tergantung sebenarnya cara atau makna pertemuan. Kalau kunjungan itu ingin mengusung perdamaian, itu boleh saja," ulas JK kepada wartawan, usai menghadiri Rapat Pleno Dewan Pertimbangan MUI di Kantor Majelis Ulama Indonesia, Jalan Proklamasi, Jakarta, Rabu 17 Juli 2024 malam.
JK meyakini, kunci mewujudkan sebuah perdamaian adalah harus mengenal dua pihak yang bertikai atau berkonflik. Sehingga disitulah pentingnya ada komunikasi.
"Kalau anda ingin menegakkan perdamaian harus kenal kedua pihak kalau anda tidak kenal dengan Israel, hanya Palestina. itu tidak bisa mendukung perdamaian," tegas Ketua Umum PMI ini.
Tokoh perdamaian Aceh dan Ambon ini bahkan mengaku sering berdiskusi dengan sejumlah petinggi Israel. Namun dalam konteks bagaimana mewujudkan perdamaian. "Saya sering berdiskusi dengan Israel agar bagaimana perdamaian itu terwujud," ujarnya lagi.
"Kesalahan sebenarnya karena fotonya tersenyum," imbuh JK sambil bercanda.
Sementara itu, JK juga membenarkan terkait adanya pertemuan antara Hamas dan Fatah di Tiongkok, China. JK mengatakan, pertemuan tersebut akan berlangsung minggu ini.
"Mereka sampaikan ke saya, dan sempat nanya kenapa diadakan pertemuan di Tiongkok," imbuh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.
Gus Yahya juga Ke Israel
Ketua Umum PBNU, Gus Yahya Staquf sebelumnya mengakui dirinya juga pernah bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. Tetapi pertemuan itu bersifat pribadi, tidak membawa bawa NU.
"Saya juga pernah bertemu Presiden Israel, tidak sebagai muridnya Gus Dur, tidak mengatasnamakan NU," tandasnya.
Kunjungan tersebut sifatnya pribadi.