Tokoh Masyarakat Semampir Ikut Data dan Tata PKL Ampel Surabaya
Walikota Surabaya Eri Cahyadi menggelar pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat, bertempat di Jalan Bolodewo, Kecamatan Semampir, Jumat 8 Maret 2024. Pada kesempatan tersebut, Eri Cahyadi duduk bersama mereka untuk membahas penataan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di kawasan wisata religi Sunan Ampel.
Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Camat Semampir M. Yunus, Camat Pabean Cantikan Muhammad Januar Rizal, Camat Simokerto Noervita Amin, dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, M. Fikser. Eri meminta kepada jajarannya untuk melibatkan para tokoh masyarakat saat melakukan pendataan PKL di kawasan tersebut.
“Karena pemerintah kan tidak tahu, siapa saja yang berjualan di situ (Wisata Ampel). Makannya nanti data itu (PKL) serahkan ke tokoh setempat,” ujarnya, melalui keterangan yang diterima, Sabtu 9 Maret 2024.
Menurutnya, Pemerintah Kota Surabaya tidak bisa berjalan sendiri tanpa menggandeng tokoh masyarakat setempat dalam melakukan penataan kawasan wisata religi Sunan Ampel. Selain itu, menurutnya, pemkot juga harus terbuka dan dekat dengan masyarakatnya dalam menata kawasan kota.
Dalam pertemuan tersebut, dirinya menunjuk tokoh masyarakat wilayah Semampir, Moch. Sahlan untuk ikut serta membantu mendata PKL yang berada di kawasan wisata religi Sunan Ampel. Sahlan ditunjuk untuk ikut serta mendata karena memiliki kedekatan dengan para PKL di wilayah itu.
“Pemerintah itu tidak bisa harus menghandle semua sendiri, Surabaya jadi baldatun toyyibatun warobbun ghofur itu bukan karena pemerintahnya sendiri. Kalau pemerintahnya mlaku ijen (jalan sendiri), ya nggak mungkin, nggak akan makmur,” ujarnya.
Mantan Kepala Bappeko Surabaya ini juga menambahkan, penataan kawasan wisata religi Sunan Ampel ini tidak hanya bermanfaat bagi pemerintah, akan tetapi juga untuk kesejahteraan warga Kota Surabaya, khususnya yang berada di wilayah utara. Maka dari itu, dirinya ingin mewujudkan kawasan tersebut menjadi tempat wisata.
“Saya ingin mewujudkan itu (wisata). Kalau saya lihat wilayah utara itu nelangsa, karena apa? Kok bisa sebelumnya sampai tidak ada air PDAM. Sama nanti seperti di Kenjeran juga, kasih pegang (ke tokoh masyarakat) itu patung Suroboyo,” tambahnya.
Sesudah pendataan ulang bersama tokoh masyarakat selesai digelar, ia berharap, semua pedagang ber-KTP Surabaya yang menetap di kawasan tersebut bisa masuk ke area yang telah difasilitasi oleh Pemkot Surabaya.
“Kasihan pedagang aslinya. Jadi, kawasan Semampir itu biar bisa bermanfaat untuk warga Semampir, Simokerto, sama Nyamplungan,” harapnya.
Di samping itu, tokoh masyarakat Semampir yang ditunjuk, Moch Sahlan mengaku siap untuk membantu Pemkot Surabaya dalam melakukan pendataan dan berkomunikasi dengan tokoh masyarakat lainnya yang berada di wilayah Kecamatan Simokerto dan Kecamatan Pabean Cantikan.
“Kami siap membantu di lapangan,” pungkasnya.