Tofan Mahdi Terbitkan Buku Pena di Atas Langit 2
Tofan Mahdi, seorang praktisi komunikasi industri sawit, meluncurkan buku Pena di Atas Langit 2. Buku ini adalah sekuel kedua dari buku Pena di Atas Langit yang terbit pertengahan tahun 2019. Seperti halnya buku pertama. Pena di Atas Langit 2 juga berisi kumpulan tulisan-tulisan ringan penulis.
“Masih bercerita tentang jalan-jalan ke mancanegara. Juga ada sedikit tulisan harapan tentang Indonesia. Dan tulisan yang agak reflektif,” kata Tofan Mahdi dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat 29 Oktober 2021.
Tofan Mahdi mengatakan, buku Pena di Atas 2 berisi catatan ringan penulis saat mengunjungi beberapa negara. Misalnya tentang negeri jiran Singapura yang tidak memiliki potensi wisata alami tetapi sukses membangun ikon-ikon “kepalsuan” yang sukses menarik jutaan wisatawan. Juga ada catatan perjalanan ke Uni Emirat Arab, negara di Teluk yang maju, modern, dan beradab.
“Saya juga menulis tentang pengalaman haji dan umrah, catatan tentang Norwegia, juga masih ada tulisan tentang konflik Israel-Palestina. Tapi semua saya tulis dengan gaya bahasa yang ringan khas tulisan wartawan,” kata mantan Wakil Pemimpin Redaksi Jawa Pos ini.
Buku Pena di Atas Langit 2 terbit 334 halaman. Terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu Kala Melanglang Buana, Tentang Indonesia Tercinta, dan Menjaga Asa di Tengah Corona.
“Karena buku ini terbit pada saat kita masih berjuang melawan pandemik, ada juga beberapa tulisan pengalaman empiris dan reflektif tentang Covid-19,” kata Tofan Mahdi yang saat ini juga menjadi Tim Editor pada program Fellowship Jurnalis Perubahan Perilaku (FJPP) kerja sama Dewan Pers RI dengan Satgas Nasional Covid-19.
Selain itu, Tofan Mahdi juga masih tercatat sebagai Ketua Bidang Komunikasi GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) dan SVP Communication and Public Affairs PT Astra Agro Lestari Tbk.
Duta Besar RI di Singapura, Suryopratomo, memberikan apresiasi atas terbitnya buku Pena di Atas Langit 2. “Darah wartawan pada diri Tofan Mahdi membuat semua yang ia alami menjadi sesuatu yang menarik untuk ditulis,” kata Suryopratomo dalam Catatan Singkat Sahabat yang dimuat dalam buku tersebut.
Tofan Mahdi berharap, buku Pena di Atas Langit 2 memperkaya khasanah literasi di Indonesia. Apalagi di tengah serbuan teknologi komunikasi digital, minat baca masyarakat semakin rendah.
“Semoga semakin banyak masyarakat Indonesia yang kembali membaca buku,” kata pria kelahiran Pasuruan 47 tahun ini.
Advertisement