Toby Alderweireld Termotivasi Kekalahan di Final 2014
Toby Alderweireld pernah sangat dekat dengan titel Liga Champions pada 2014. Saat itu, pemain Belgia ini berada di final bersama timnya, Atletico Madrid. Toby dkk berjuang di partai final lawan Real Madrid di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal.
Saat itu, Atletico nyaris keluar sebagai pemenang sekaligus mencatatkan sejarahnya sendiri. Sebab, andai keunggulan 1-0 Atletico berkat gol Diego Godin di menit ke-35 bertahan hingga 90 menit berakhir, Atletico bakal meraih gelar Liga Champions pertamanya sepanjang sejarah.
Namun Alderwiereld yang masuk di menit ke-83 menggantikan Filipe Luis harus merasakan pahitnya kegagalan. Gol Sergio Ramos di menit ke-90+2 seakan meruntuhkan kekuatan pertahanan Atletico sepanjang waktu normal, sebab di masa perpanjangan waktu 2x15 menit, tiga gol Real Madrid yang dicetak Gareth Bale, Cristiano Ronaldo, dan Marcelo membuat skor akhir 4-1 untuk keunggulan Los Blancos.
“Kami sangat dekat untuk memenangkannya,” kenang Alderweireld. “Ramos mencetak di menit ke-90. Rasa (dari) kekalahan itu sangat sulit (untuk dilupakan). Saya akan membawa perasaan ini ke final dan menunjukkan bahwa saya menginginkannya lebih dari siapa pun,” tambah pemain Belgia ini seperti dikutip dari The Guardian.
Kini Alderweireld kembali berada di final Liga Champions. Motivasinya dipastikan semakin berlipat lantaran tempat berlangsungnya partai puncak kompetisi dengan hadiah terbesar di Eropa kali ini adalah Wanda Metropolitano, stadion dimana dirinya pernah dua tahun (2013-2015) membela klub sekota Real Madrid, Atletico Madrid.
“Sulit rasanya karena saat itu saya berusia 25 tahun,” kenangnya lagi. Namun tidak banyak waktu bagi Alderweireld untuk berduka, karena dua hari kemudian ia harus terbang ke Belgia untuk bergabung dengan Timnas Belgia yang sedang menjalani persiapan Piala Dunia.
“Setelah Piala Dunia, ketika saya punya waktu untuk memikirkannya, saya pikir itu adalah peluang besar, peluang besar dan mungkin itu tidak akan pernah datang lagi. Itu adalah momen yang aneh,” terang Alderweireld.
“Semua orang mengatakan tidak bisa dipercaya Spurs tampil di final (Liga Champions), tapi kami tidak suka bermain di final, kami ingin memenangkannya. Itulah mentalitas yang kita butuhkan saat ini,” katanya berusaha mengirim pesan pada rekan setimnya.
Menurutnya, final sesungguhnya bukan pada 2 Juni 2019 dini hari WIB saja, tapi sudah dimulai pada dua pekan sebelumnya. Karena selama persiapan itulah, banyak pertempuran batin yang harus dimenangkan, serta berlatih ekstra keras demi mencapai puncak performa di partai final.
"Dalam beberapa minggu terakhir kami telah mencoba (berlatih) seperti binatang," kata Alderweireld. “Kami berusaha memberikan yang terbaik setiap hari karena itulah cara kami harus bekerja agar berada dalam kondisi yang tepat untuk final. Semua orang ingin berada di sana, terlibat dan memberikan yang terbaik," tutur pemain berusia 30 tahun ini.
Pemain Belgia ini memang sarat pengalaman. Bukan hanya final Liga Champions, Alderweireld juga sudah pernah merasakan tampil di semifinal Piala Dunia dengan tekanan besar yang diberikan publik Inggris. Sehingga secara mental, ia cukup teruji.
"Saya pikir kami memiliki kelompok yang cukup matang, sehingga saya tidak perlu berbicara terlalu banyak. Saya pikir (saat ini) hanya untuk tetap tenang dan melakukan hal-hal normal," katanya.
“Banyak pemain telah bermain di pertandingan yang sangat besar, Piala Dunia dan hal-hal seperti ini, jadi kami tahu apa yang harus dilakukan. Tentu saja, ketegangan akan bertambah seiring kian dekatnya hari pertandingan, tetapi kami memiliki kedewasaan dalam kelompok kami dan itu bukan masalah,” jelas Alderwiereld.
“Kami harus percaya diri dalam permainan kami sendiri. Pada pertandingan terakhir di Anfield [kekalahan 2-1 di bulan Maret] kami memiliki awal yang sulit, tetapi di babak kedua kami lebih baik dari mereka. Kami harus belajar dari itu dan memiliki kepercayaan diri untuk bermain dan menempatkan mereka di bawah tekanan. Kami tidak ingin membicarakan atau terlalu banyak memikirkan lawan kami,” papar pemain yang pernah menimba ilmu di akademi Ajax Amsterdam ini.