Tobat Terlambat, Mencari Orang yang Mau Membantu
Kejujuran orang-orang Majusi, telah tertoreh dalam sejarah peradaban umat manusia. Sehingga, bangsa tersebut mampu berkuasa begitu lama, berbeda dengan kekuasan yang berhasil diraih bangsa-bangsa Muslim di Timur Tengah.
Fakta terkini, sulit mencari pemimpin yang bisa menjadikan keadilan begitu merata. Demikian pula ketidakjujuran yang mewabah menjadikan umat manusia diterpa kegersangan dan jurang sosial yang menganga.
Ah, lupakan soal itu ya agar kita tetap bisa tersenyum dan tertawa dengan humor.
Mencari Orang yang Mau Membantu
Waktu Perang Dunia II, suatu keluarga Yahudi telah mengalami penyiksaan, anak sulung dan anak bungsunya masing-masing pergi mencari bantuan. Anak sulungnya pergi mencari orang yang dulu pernah membantu dirinya, sedangkan anak bungsunya pergi mencari orang yang dulu pernah dibantu oleh dirinya.
Akhirnya anak sulungnya tertolong, sedang anak bungsunya bukan hanya tak mendapat bantuan bahkan telah dikhianati oleh orang itu.
Catatan:
Orang yang benar-benar mencintai kalian bisa selalu mau memberi dan mengerjakan sesuatu untukmu, tetapi orang yang kalian cintai tak tentu mau berbuat sesuatu bagi kalian. Dalam kehidupan nyata manusia di dunia ini, orang yang benar-benar setia kepada kalian biasanya adalah orang yang pernah menunjukkan kebaikan hatinya kepada kalian dan orang yang mencintai kalian.
Tobat Yang Terlambat
Di dalam gereja, si Polan menyatakan tobatnya: "Bapak Pendeta, aku berdosa besar!"
Pendeta: "O, anakku, katakanlah kamu ada apa?"
Si Polan: "Pada waktu Perang Dunia ke-2, aku telah menyembunyikan seorang Yahudi yang sedang dikejar-kejar oleh kaum Nazi."
Pendeta: "Ini adalah hal yang baik, mengapa kamu merasa berdosa?"
Si Polan: "Aku telah menyembunyikan dia di ruang bawah tanah rumahku,dan lagi... dan lagi aku minta dia membayar uang sewa setiap hari 150 Dollar..."
Pendeta: "Kamu bertobat justru karena hal ini ya? Kalau begitu..."
Si Polan: "Tetapi, aku... aku sampai sekarang masih belum memberitahunya bahwa Perang Dunia II sudah berakhir."
Liburan di Florida
Pada sebuah dingin tahun 1926, Nyonya Smary Benjamin sedang melakukan liburan di Florida. Dia kemudian berjalan ke sebuah hotel kecil di daerah North Miami.
"Permisi," katanya kepada manajer. "Nama saya Nyonya Benjamin, dan saya ingin sebuah ruangan kecil selama dua minggu."
"Saya sangat menyesal," jawabnya, "tapi semua kamar kami penuh."
Kemudian ada seorang pria datang dan manajer mengatakan kepada pria itu bahwa masih ada kamar.
"Kenapa bisa begitu? Katanya tidak ada kamar?" kata Mrs. Benjamin marah.
"Bukan begitu Nyonya. Saya minta maaf, tapi hotel ini dibatasi. Tidak ada orang Yahudi yang diperbolehkan menginap di sini."
"Yahudi? Siapa yang Yahudi? Saya ini orang Kristen!"
"Saya sulit untuk percaya. Izinkan saya bertanya, siapakah Anak Allah?"
"Yesus, Anak Maria."
"Di mana dia lahir?"
"Dalam kandang domba di Betlehem."
"Dan kenapa dia lahir di kandang domba?"
"Karena orang brengsek seperti anda tidak akan memperbolehkan seorang Yahudi menyewa sebuah kamar di hotelnya!"