TNI AU Bantu Pencarian Pesawat Hilang di Papua
Pihak Markas Besar TNI AU mengerahkan pesawat Fix Wing jenis CN 235 buatan PT Dirgantara Indonesia ke Timika untuk membantu mencari pesawat Twin Otter PK-CDC milik PT Carpendiem yang hilang kontak dalam penerbangan Timika menuju Ilaga sejak Rabu 18 September 2019.
Komandan Pangkalan TNI AU Yohanis Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto kepada Antara di Timika, Kamis, mengatakan pengiriman pesawat Fix Wing CN 235 itu atas perintah langsung Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Yuyu Sutisna.
"Bapak Kepala Staf TNI AU pagi ini mengirimkan pesawat yang akan di-siagakan di Timika untuk membantu pencarian dan evakuasi. Direncanakan pesawat TNI AU akan tiba di Timika pukul 11.00 WIT sehingga pencarian dan evakuasi bisa lebih mudah," kata Letkol Sugeng.
Selain pesawat Fix Wing CN 235, TNI AU juga mengerahkan Helikopter Caracal untuk mengangkut Tim SAR gabungan ke lokasi hilangnya pesawat Twin Otter PK-CDC.
Armada lain yang dikerahkan untuk membantu pencarian pesawat hilang kontak tersebut yaitu Helicopter Bell TNI AD, Helikopter Bell Airfast PT Freeport Indonesia dan Pesawat Twin Otter PK-CDJ milik PT Carpendiem.
Letkol Sugeng mengatakan dengan armada dan alutsista tersebut sudah cukup untuk mengoptimalkan pencarian pesawat yang hilang kontak tersebut dari udara.
Meski begitu hingga Kamis siang pesawat nahas tersebut belum juga ditemukan.
Komandan Lanud Timika itu mengakui jajarannya pada Kamis pagi menerima informasi bahwa penumpang dan kru pesawat Twin Otter PK-CDC berobat ke Puskesmas Jila.
Namun setelah dilakukan pengecekan oleh personel Satgas TNI di Jila, ternyata informasi tersebut tidak benar.
"Sekarang kami kirimkan pesawat Helicopter Caracal untuk melaksanakan pencarian apa betul di area Jila ditemukan pesawat yang hilang tersebut. Tadi pagi tim sudah mencari di area suspek pada radial 55 derajat dengan jarak dari Timika 38 notical mile, ternyata tenyata tidak ada," kata Letkol Sugeng.
Kondisi cuaca di sekitar lokasi pencarian, katanya, cukup bagus dimana personil SAR gabungan bisa melihat dengan jelas jejeran gunung dan hutan belantara Papua dari pesawat yang terbang pada ketinggian 14 ribu hingga 15 ribu kaki.