TMA Bengawan Solo Naik, Bojonegoro, Tuban, Lamongan Siaga Banjir
Cuaca ekstrem di wilayah hulu Bengawan Solo beberapa hari ini berdampak pada kenaikan debit air. Ditambah dengan dibukanya spillway Waduk Gajah Mungkur.
Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Blora, Agung Triyono, mengatakan sampai saat ini kondisi Tinggi Muka Air (TMA) Bengawan Solo masih mengalami kenaikan.
Sampai sore tadi, dari pantauan TMA Bengawan Solo di wilayah Kecamatan Cepu mencapai 12.56. Kategori masih siaga hijau. Sementara di wilayah hulu dari pantauan Bendung Gerak Karangnongko masih siaga merah.
"Di Bendung Gerak Karangnongko, Tinggi Muka Air cenderung turun. Tadi siang mencapai 28.34. Sore tadi turun menjadi 28.23," kata dia.
Untuk saat ini memang aman untuk wilayah aliran sungai di Kabupaten Blora selama 24 jam ke depan. "Tergantung kondisi cuaca di wilayah hulu, dan cuaca setempat. Kalau tidak terjadi hujan dengan intensitas tinggi, sementara aman," ungkapnya, Jumat, 17 Februari 2023.
Dijelaskan, untuk wilayah hilir seperti Bojonegoro, Tuban dan Lamongan. Terutama yang berada pada titik terendah untuk siaga, karena berpotensi air meluap.
Sekarang ini, pihaknya masih melakukan pantauan secara real time. Berkerja sama dengan relawan sepanjang bantaran Bengawan Solo hingga pemantau di wilayah hulu.
Untuk wilayah Kabupaten Blora, memang masih aman. Selama pintu air Bendung Gerak di Bojonegoro dibuka. "Kalau pintu air tidak dibuka, besar kemungkinan wilayah di Blora bisa terdampak luapan air Bengawan Solo. Selain hulu, kita juga perhatikan wilayah hilir" ujar Agung.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kondisi banjir di wilayah Solo Raya sebenarnya karena cuaca ekstrem. Ditambah dengan dibukanya spillway Waduk Gajah Mungkur yang mencapai 100 meter kubik per detik.
"Air dari daratan tidak bisa maksimal masuk ke Bengawan Solo. Sehingga pemukiman warga tergenang air," ujarnya.