TKD Bantah Gerakan Massa untuk 'Ganggu' Prabowo
Aksi penyambutan bernuansa sindiran kepada calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto, seperti yang terjadi di Kelurahan Bulak, Surabaya, pada 19 Februari lalu, diklaim bukanlah sebuah komando dari pendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Saat itu, sejumlah massa membentangkan spanduk bertuliskan 'Selamat datang Pak Prabowo di wilayah Bulak-Kenjeran kami menyambut sebagai tamu, tapi pilihan kami tetap nomor 01'.
"Tidak ada unsur rekayasa, tak ada unsur bayaran, itu memang (Prabowo) masuk di kawasan memang militan dari pendukungnya Pak Jokowi," kata Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jatim Jokowi-Ma'ruf, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin di Posko TKD Jatim, Surabaya, Sabtu, 22 Februari 2019.
Menurut Machfud, aksi itu juga bukanlah upaya penghadangan, melainkan hanya sebatas penyambutan saja, meski bernuansa sindiran. "Tak ada penolakan, itu penyambutan, tidak ada penghadangan tapi adalah penyambutan, cuma yel-yelnya beda dengan yang datang, gitu aja," ujarnya.
Aksi serupa tak hanya terjadi di Surabaya, tapi juga terjadi di berbagai daerah di Jatim. Maka itu, ke depannya, Machfud pun berharap aksi serupa tak berkembang dan terulang di daerah lain di Jatim.
"Di Bojonegoro juga sama, tapi mudah-mudahan ini tidak terus berkembang. Pemilihan umum harus bisa berjalan dengan baik, dengan membuat orang tidak takut, orang semuanya tenang," kata dia.
Menanggapi hal itu, politikus Gerindra Tri Susanti menyesali ada aksi yang dilakukan pihak lawan. Menurutnya, meski berbeda pilihan, seharusnya masyarakat bisa saling menghormati.
"Siapa pun capres yang datang harus dihormati dan justru tak mendapat sambutan spanduk. Kami tidak bisa membiarkan begini, kita butuh keadilan," ujar Tri. (frd)