Titipkan Ortu ke Panti Werdha, Terjadi Pergeseran Nilai Moral
Beberapa waktu lalu Kepala Dinas Sosial (Dinsos), Anna Fajriatin mengungkapkan, puluhan anak di Surabaya rela mengirim orang tuanya untuk dirawat Panti Werdha Pemkot Surabaya.
Mereka mengirimkan surat pernyataan terbuka menyatakan bersedia orang tuanya dirawat di Panti Werdha, yang sebenarnya dikhususkan untuk lansia sebatang kara atau berasal dari keluarga miskin.
Anna pun menyesalkan hal tersebut karena kebanyakan surat tersebut ditulis oleh anak kandung yang masih sehat dan mampu untuk merawat orang tuanya.
Menanggapi fenomena ini, pakar sosiologi Universitas Airlangga Prof Hotma Siahaan mengatakan, fenomena tersebut terjadi karena adanya pergeseran nilai-nilai hubungan dalam sebuah keluarga.
Menurutnya, hubungan keluarga di era sekarang lebih rasional, pragmatis dan individualis. Sehingga, nilai-nilai hubungan orang tua dan anak mengalami pergeseran yang membuat nilai kultural dalam keluarga menjadi luntur.
"Apalagi keluarga diperkotaan juga sibuk untuk mempertahankan hidup masing-masing, supaya bisa survive dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Inilah yang dimaksud dengan rasionalisme pragmatis, sehingga banyak dari mereka memiliki menitipkan orang tua di panti werdha," katanya dihubungi Ngopibareng.id, Senin, 28 November 2022.
Lanjutnya, anak berasumsi ketika menitipkan orang tua di Panti Werdha bisa mendapatkan perawatan lebih baik dan hubungan sosial lebih baik, karena mereka (orang tua) bersama teman sebayanya.
Hotma menyampaikan, pergeseran nilai tersebut terjadi karena nilai-nilai lama dianggap tidak mampu lagi beradaptasi dengan perubahan sosial yang terjadi saat ini. "Maka muncullah nilai-nilai baru yg berciri pragmatisme, individualisme dan rasionalisme," ungkapnya.
Ia pun tak menampik, pergeseran nilai-nilai ini juga akan menimbulkan pergeseran moralitas hubungan anak dan orang tuanya, bahkan juga pada kerabat. "Boleh jadi pergeseran menjadi makin individualis dan pragmatis itu akan menimbulkan pergeseran moralitas hubungan antara anak dengan orang tua," tandasnya.
Terakhir, Hotma pun tak bisa menutup mata bila fenomena anak tega menitipkan orang tua pada panti jompo atau Panti Werdha akan semakin banyak. "Karena fenomena pergeseran nilainya tidak bisa ditekan,"imbuhnya.