Titik Koordinat Ditemukan, Proses Evakuasi KRI Nanggala-402
Pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak di sekitar 60 mil atau 95 kilometer dari laut Bali, akhirnya membuahkan hasil positif. Proses rescue dilakukan menyusul titik koordinat kapal yang telah diketahui.
Namun, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksma Julius Widjojono tidak menjelaskan secara spesifik bagaimana cara mengevakuasi kapal selam yang telah udzur tersebut.
"Hingga saat ini anggota TNI AL masih melakukan pencarian, namun koordinat hilangnya kapal selam tersebut sudah ditemukan, sekitar 95 kilometer dari arah utara Pulau Bali," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Achmad Riad, mengatakan sebanyak lima kapal perang dan satu helikopter TNI AL sedang melaksanakan operasi pencarian.
Kelima kapal tersebut meliputi KRI Raden Eddy Martadinata 331, KRI Gusti Ngurah Rai 332, KRI Diponegoro 365, KRI dr. Soeharso 990, KRI Pulau Rimau 724 dan Helly Panther.
KRI Rigel 933 yang merupakan kapal survei hydro oseanografi juga sedang menuju lokasi. Kapal ini memiliki kemampuan deteksi bawah air. Kapal ini juga yang digunakan untuk beberapa operasi SAR yang lalu, seperti saat kejadian jatuhnya pesawat Lion Air di Tanjung Karawang dan Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu.
Jejak Bahan Bakar
Melalui pengamatan udara dari helikopter ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi awal kapal menyelam. Temuan serupa dilaporkan KRI REM 331 pada area seluas 150 m persegi.
Keterangan dari TNI AL menyebutkan analisa sementara menunjukkan "kemungkinan saat menyelam statis terjadi black out (atau mati listrik) sehingga kapal tidak terkendali dan tidak melakukan prosedur kedaruratan sehingga kapal jatuh pada kedalaman 600-700 meter."
Di seputar area tenggelam menunjukkan "kemungkinan terjadinya tumpahan minyak di sekitar area tenggelam, kemungkinan terjadi kerusakan tangki BBM (retak) karena tekanan air laut atau pemberian sinyal posisi dari KRI NGL-402."
Kecelakaan Kapal Selam
Kapal selam KRI Nanggala 402 adalah satu dari lima kapal selam yang dimiliki Indonesia. Kapal selam ini sempat diperbarui dan dilengkapi lagi selama dua tahun di Korea Selatan dan selesai pada 2012, menurut kantor berita Reuters.
Kapal selam buatan Jerman Barat tersebut hilang kontak ketika sedang menjalani latihan skenario penembakan torpedo, Rabu 21 April 2021 sekitar pukul 03.00 WIB.
Kecelakaan kapal selam pernah terjadi pada 2017 di Argentina di selatan Samudra Atlantik dengan 44 awak. Puing-puing kapal ditemukan setahun kemudian dan para pejabat memastikan kapal selam itu pecah karena tekanan.
Advertisement