Tite Kecam Kabar Dirinya Paksa Gabriel Jesus Turun Lawan Kamerun
Pelatih Brasil Tite berang karena ada kabar yang menyebut dirinya sengaja menurunkan Gabriel Jesus dalam kondisi kurang fit saat Brasil kalah 0-1 dari Kamerun lalu. Sehingga pemain sayap Arsenal itu mengalami cedera parah.
Diketahui, Jesus harus pulang lebih awal ke London karena mengalami cedera lutut saat melawan Kamerun di matchday terakhir penyisihan Grup G, Sabtu, 3 Desember 2022. Akibatnya, Jesus kemungkinan bakal istirahat selama tiga bulan ke depan.
Ketika ditanya apakah dia tahu bahwa kondisi Jesus kurang fit saat itu, Tite mengatakan, “Itu pertanyaan yang sangat bagus karena saya tidak suka mendengar kebohongan di luar sana, kebohongan jahat,” jawab Tite.
“Orang-orang itu ingin melakukan hal-hal buruk untuk orang lain. Tidak ada waktu bagi kami untuk memainkan seorang pemain dalam kondisi seperti itu. Kami tak akan mengambil risiko atau bahaya dengan pemain yang berpotensi cedera,” jelas Tite.
“Pembohong ada di luar sana, para pembenci. Mereka terus menebarkan kebencian dan menyebarkan berita palsu,” ujar Tite dengan nada kesal.
Ia mengatakan, Arsenal memiliki departemen medis yang hebat, begitu juga dengan Timnas Brasil. Tite juga menyatakan bahwa mereka membuat keputusan dengan penuh tanggung jawab.
“Saya bertanggung jawab secara pribadi, kami punya etika. Sehingga (menurunkan pemain berisiko cedera) tidak akan pernah terjadi,” paparnya.
“Saya tidak ingin ini terjadi, ini memalukan, kami sangat menyesal untuk Gabriel, kemarin kami mengobrol dengan Neymar, Thiago dan Marquinhos dan kemudian mengobrol dengan Telles,” ungkapnya. Mereka adalah pemain yang juga bermasalah dengan kebugaran.
Asisten pelatih Brasil Cesar Sampario memberikan pembelaan untuk Tite. Ia menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah mempertaruhkan kesehatan pemain untuk hasil apa pun.
“Ya, cedera itu sulit dalam karier seorang atlet. Terlepas dari kapan itu terjadi, itu selalu menjadi situasi di mana Anda merasa rapuh karena tidak dapat melakukan apa yang Anda sukai, terutama di Piala Dunia, yang merupakan mimpi menjadi kenyataan,” ujar Cesar.
"Kami menghabiskan beberapa waktu dengan mereka, memberi mereka dukungan, kami tidak tahu apa yang terjadi di depan. Yang pasti, meski mereka tidak bisa di sini secara fisik, mereka adalah bagian dari tim ini," pungkasnya.