Tipu Emak-emak Mojokerto, Bos Arisan Lebaran Bangun Rumah Mewah
Tarmiati alias Mia, 42 tahun bos arisan lebaran warga Desa Kembangsri, Kecamatan Ngoro, Mojokerto yang merugikan ratusan orang mencapai miliaran rupiah sudah dibekuk polisi. Ia mengaku uang miliaran rupiah milik emak-emak itu dipakai untuk memperkaya diri, di antaranya bangun rumah dan bayar angsuran BPKB mobil.
Bayar Utang Sana-sini
"Ya pertama saya rinci, saya punya utang buat bangun rumah, bangun gudang untuk barang-barang. Habis itu saya kekurangan uang terus-terusan, saya pinjam sana-sini gadaikan BPKB mobil, sertifikat," kata Mia kepada wartawan, Sabtu 22 Mei 2021.
Mia membuat paket arisan lebaran sejak tahun 2014 silam. Beragam paket arisan yang ditawarkan melalui brosur, mulai dari paket tabungan dengan tarif Rp 50.000 per minggu, paket kue Rp 12.000 dan Rp 10.000, paket sembako Rp 9.000, paket beras Rp 6.000, paket daging Rp 8.000, paket rambak Rp 11.000, hingga paket minuman Rp 2.500 dan paket teh Rp 3.000.
Bangun Rumah Rp 450 Juta
Setiap paket ada bonus yang dijanjikan kepada para peserta. Utamanya kepada ketua kelompok. "Setiap paket ada bonus macam - macam, misalnya paket 9.000 bonus permen satu toples. Yang paket tabungan bonus 5 persen," jelasnya.
Sejak pertama kali dia membuat arisan hingga tahun 2020 kemarin, dia belum menemukan masalah apapun. Uang arisan milik anggotanya digunakan untuk berbisnis. "Selama ini saya bisa mengembalikan dan memberikan bonus, dulu uangnya saya putar ke jualan baju-baju sama kredit produk elektronik, terahir pada tahun 2020 kemarin," ungkap Mia.
Kemudian pada tahun 2021 kemarin dia mulai kebingungan lantaran sudah banyak utang yang harus dia tanggung. Masalah juga muncul setelah dia membangun rumah senilai Rp450 juta. Untuk mengganti uang itu, Mia menggadaikan BPKB kedua mobil miliknya. "Kalau mobil pick up beli tahun 2012, yang avanza beli tahun 2016. BPKB masuk semua saya angsur pakai uang arisan itu," tegasnya.
BPKB kedua mobil itu tak cukup untuk membayar hutang dan uang peserta arisan yang sudah dipakai. Ia meminjam tiga sertifikat tanah dan delapan BPKB motor milik saudara - saudaranya untuk digadaikan. "Gali lubang tutup lubang, buat angsuran sertifikat delapan BPKB motor dan dua mobil," ujarnya.
Tidur Berpindah dari Masjid ke Masjid
Merasa tidak dapat mengembalikan uang para peserta arisan itu pada tanggal 8 April 2021 sebelum hari raya Idul Fitri, ia kabur bersama suami dan anaknya ke Jawa Tengah. "Saya nitip motor dulu ke teman saya di Tulangan, Sidoarjo. Setelah itu pergi ke Jawa Tengah bawa mobil Avanza sama Pick up saya. Selama satu Minggu saya sama suami dan anak tidur di masjid-masjid," bebernya.
Saat itu ia kabur membawa uang sisa arisan sebesar 15 juta rupiah. Pada tanggal 14 Mei ia memutuskan untuk mengontrak sebuah rumah di wilayah Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah. "Saya jualan bawang di sana, dijual ke pasar," ucapnya.
Pelarian Mia pun terendus kepolisian setelah perwakilan ratusan emak - emak melaporkan kejadian tesebut. Kini, Mia masih dalam proses pendalaman dan penyelidikan Satreskrim Polres Mojokerto.
Ratusan Emak-emak Ketipu
Sebelumnya, ratusan emak-emak tertipu arisan lebaran fiktif di Kabupaten Mojokerto. Tak tanggung-tanggung, total kerugian yang dialami para korban mencapai Rp 1 miliar.
Perwakilan emak-emak yang menjadi ketua kelompok melaporkan Mia kepada pihak kepolisian Polsek Ngoro, Polres Mojokerto. Pelaporan tersebut terkait penipuan arisan paket lebaran yang merugikan ratusan orang mencapai miliaran rupiah.
Aksi dugaan penipuan itu mencuat saat memasuki waktu pembagian uang arisan Lebaran yang sudah mendekati Hari Raya Idul Fitri 2021. Arisan yang dikelola Mia ini bermasalah saat memasuki tahun ketujuh yang sudah dijalankan sejak tahun 2014. Mia kabur bersama uang arisan ratusan peserta lima pekan sebelum lebaran. Yakni pada 8 April 2021 lalu.