Tipu Daya Pelacur terhadap Hamba Pilihan, Kisah Anugerah Allah
Alkisah didedahkan dalam Kitab An-Nawadir. Di kalangan Bani Israil terdapat seorang ahli ibadah yang meyembah Allah Swt. sendirian di tempat pertapaannya. Kepala desa selalu mendatanginya setiap hari, baik pagi maupun sore.
Akan tetapi, penduduk desa iri melihat perlakuan kepala desa tersebut kepadanya. Sehingga, mereka mempunyai rencana jelek terhadap ahli ibadah itu, yaitu dengan mengirim seorang wanita paling cantik di desa tersebut agar menggodanya.
Suatu malam, wanita itu datang kepadanya. Ia memanggil dengan suara keras, “Wahai seseorang yang menyembah Dzat Pembalas amal manusia dan jin, aku meminta kepadamu dengan nama Tuhan Maha Esa lagi Pemurah, dengan nama Musa bin Imran, dan dengan nama Muhammad yang diutus pada akhir zaman, agar engkau menyelamatkanku pada malam ini dari semua setan. Malam ini begitu gelap, sedangkan desa masih jauh! Aku takut dari penjahat-penjahat.”
Hamba yang taat itu pun membukakan pintu rumahnya. Setelah masuk ke dalam rumah, wanita tersebut tiba-tiba melepaskan pakaiannya di depan ahli ibadah. Ia duduk dalam keadaan telanjang, tanpa pakaian sedikit pun. Dan, dengan sengaja, si wanita memperlihatkan dirinya kepada ahli ibadah. Akan tetapi, sikap wanita yang demikian tidak meruntuhkan iman ahli ibadah, ia menutup mata dan menjaga dirinya dari si wanita.
“Tidakkah engkau malu tanpa berbusana di depan orang? Padahal, Dia mengetahui rahasia-rahasiamu?”
“Tidak usah banyak bicara! Engkau harus bersenang-senang dengan keindahan dan kemolekan tubuhku,” rayu si wanita.
Pakaian lelehan timah
“Celakalah engkau, wahai si Wanita! Akankah engkau tahan dengan pakaian lelehan timah dan api yang engkau sandangkan pada sekujur tubuhmu? Engkau telah menghilangkan ibadahku selama waktu-waktu yang lalu? Tidakkah engkau takut dari api neraka yang tidak akan padam, dan azab yang tidak akan sirna?” bentak ahli ibadah.
Akan tetapi, si wanita tetap saja merayunya berkali-kali. Dengan sekuat tenaga mempertahankan iman, hamba ahli ibadah berkata, “Baiklah, aku tunjukkan kepadamu api kecil.”
Selanjutnya, si ahli ibadah mengisi lampu rumah dengan minyak dan menambahinya dengan sumbu-sumbu. Si wanita melihat apa yang akan dilakukan oleh ahli ibadah itu. Dengan niat tulus, ahli ibadah meletakkan ibu jarinya pada lampu tersebut. Segera, api membakarnya, dan terus menjalar ke jari telunjuknya. Begitu seterusnya, api itu hingga membakar tangannya.
"Ini adalah api dunia, lalu bagaimana dengan api akhirat?” ungkap si ahli ibadah berkucuran keringat menahan sakit.
Si wanita pun berteriak keras, sampai meninggal dunia. Tentu, ahli ibadah tersebut bingung melihat wanita yang semula merayunya malah mati. Ia menutupi tubuhnya dan menshalatkannya.
Iblis berteriak keras kepada penduduk kota, “Sungguh, seorang ahli ibadah telah berzina dengan seorang wanita! Kemudian, ia membunuh itu di pertapaannya.”
Pemimpin negeri itu mendengar berita yang sudah tersebar di masyarakat. Sebelum subuh tiba, sang pemimpin sudah pergi ke tempat ahli ibadah, dan memanggilnya.
“Di mana wanita malang itu?” tanya sang pemimpin.
“Ia berada di dalam rumah,” jawab ahli ibadah.
“Katakan kepadanya, agar pergibersama kami!” kata pemimpin.
“Ia sudah mati,” balas ahli ibadah.
Dikira Ucapan Ahli Ibadah
Dari dialog dengan itu, sang pemimpin menyangka bahwa ucapan si ahli ibadah benar.
“Wahai Tuan yang zuhud, engkau telah merusak ibadah-ibadah yang engkau lakukan. Sementara, engkau tidak menutupinya dari alam gaib maupun nyata. Bagaimana engkau berani melakukan ini? Tidakkah engkau takut orano-orang akan membunuhmu?
Tidakkah engkau menyembunyikan urusanmu ini dan engkau akan selamat dari akibatnya?”
Ahli ibadah itu pun bingung, karena kewibawaan ucapan sang pemimpin. Ia tidak tahu, apa jawaban yang akan ia sampaikan. Maka, sang pemimpin memerintahkan para prajurit merobohkan pertapaan ahli ibadah, mengikat lehernya, dan menyeretnya ke tempat penyiksaan. Sementara, mayat perempuan di letakkan di atas papan kayu.
Selain itu, sang pemimpin juga memerintahkan agar si ahli ibadah dibelenggu dengan kayu, sebagaimana kebiasaan pezina diperlakukan demikian di negeri tersebut. Dan, tidak boleh ada seorang pun yang menolongnya dan mencegah hukuman itu. Ketika kayu belenggu hendak diletakkan di kepalanya, si ahli ibadah mengeluh dengan lisan dan hatinya karena kayu tersebut.
“Wahai Dzat yang mengetahui rahasia-rahasia!” keluh si ahli ibadah.
Tiba-tiba, ia mendengar suara, “Kurangilah doamu, penduduk langit menangis melihatmu. Dan sungguh, Aku mengetahui semua keadaan. Apabila engkau mengeluh lagi, maka langit akan guncang.”
Allah Swt. pun mengembalikan ruh si wanita, dan kemudian hidup berdiri di hadapan orang-orang. Mereka takjub melihat keajaiban itu.
“Demi Allah, ia terzhalimi. Ia sama sekali tidak berzina denganku. Aku masih perawan, demi Dzat Yang Maha Hidup dan Berdiri.”
Selanjutnya, si wanita menceritakan yang dilakukan oleh si zahid. Mereka pun mengeluarkan tangan si zahid, dan mereka melihat sebagaimana yang diceritakan oleh si wanita. Menyaksikan kejadian di hadapannya, sang pemimpin menyesal telah melakukan penyiksaan terhadap ahli ibadah.
“Ini adalah rekayasa terbesar!”
Beberapa saat kemudian, si zahid berteriak dan meninggal dunia. Mereka menguburnya bersama dengan si wanita, setelah si wanita kembali meninggal dunia. Maka, tiada daya dan upaya melainkan dengan Allah Maha Agung dan Tinggi. Maha Suci Dzat Yang Mengetahui, Yang Azali, lagi Kekal.
Semoga kita dapat mengambil hikmahnya Aaminn.
Demikian kisah dari Kitab An-Nawadir, semoga bermanfaat. Wallahu a'lam bisshowab.
Advertisement