Tips Menulis Opini
oleh: Wina Bojonegoro
Saya bukan tukang membuat opini yang baik, juga bukan pembuat ulasan yang piawai. Tetapi pengalaman menulis di fiksi alias sastra koran fiksi setidaknya dapat menjadi sedikit gambaran bagaimana langkah-langkah menulis. Tulisan tidak berhasil tayang di media, mungkin perlu dicari penyebabnya, antara lain:
1. Bisa jadi saat kita kirim naskah, kebetulan sedang banyak naskah yang masuk ke meja redaktur.
2. Saat itu sedang trending sebuah fenomena atau ada topik hangat yang sedang diminati pembaca, sementara tulisan kita jauh dari topik yang trending tersebut.
3. Surel kita masuk ke spam sehingga redaktur tidak sempat membaca.
4. Materi kita kadaluarsa ( out of date )
5. Susunan penulisan / teknik menulis kita payah
Tentu saja ada banyak alasan lain yang menyebabkan sebuah tulisan esai atau artikel kita gagal nangkring di koran. Kalau gagal tayang di satu koran cobalah kirim ke koran lain, tapi tentu saja tunggu waktu yang tepat. Untuk karya sastra seperti cerpen/ puisi biasanya butuh waktu tiga bulan untuk dinyatakan tidak tayang. Tapi untuk artikel atau opini pasti lebih pendek. Bisa jadi sebulan.
Saya akan mengajak Anda membuat opini terhadap sebuah buku atau karya tulis saja. Bagaimana sih menulisnya? Apa saja langkah-langkahnya?
1. Tentu saja Anda harus membaca dulu naskahnya atau bukunya dengan seksama, pelan-pelan, hati-hati, ibarat orang makan, kunyahlah dengan penuh kenikmatan supaya tak ada rasa atau aroma yang terlewat. Membaca cepat hanya akan mendapat kulitnya saja.
2. Carilah makna dari kata-kata sulit atau frasa baru yang ada di dalam naskah atau buku tersebut.
3. Buka laptop dan tulis kembali garis besar atau sinopsi dari naskah apalagi jika itu buku. Untuk novel malah perlu menulis nama-nama caracter dengan ciri khasnya masing-masing.
4. Dalam menulis sinopsis jangan lupa untuk menemukan deskripsi segala sesuatu yang dianggap poin tulisan.
5. Buatlah evaluasi pada karya tersebut mulai dari kelebihan atau kekuatan naskah itu dari sisi apa.
6. Tulis juga kelemahannya apa dari sudut keilmuan atau teori yang Anda kuasai.
7. Opini sebaiknya tidak terlalu panjang. Cukup dua halaman saja atau sekitar 700-800 kata.
8. Jangan lupa menyisipkan gambar buku yang sedang dibuat ulasan / opini
9. Jika naskah yang dijadikan materi opini itu pernah ditayangkan di media daring, wajib menyertakan tautan asli.
10. Jika naskah tersebut pernah tayang di media cetak, wajib dicantumkan keterangan naskah itu pernah tayang di mana dan usahakan membuat fotonya.
11. Wajib hukumnya penulis menampilkan foto diri, keterangan singkat siapa Anda, profesi apa dan bisa dihubungi di media apa? biasanya berupa alamat surel, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
12. Jangan lupa melampirkan foto kopi KTP, nomor rekening, NPWP.
Oh ya, membuat ulasan atau opini bisa juga dimulai dengan menuliskan kejadian hangat atau hal-hal lucu berkaitan dengan obyek ulasan. Sesuatu yang segar pada Headline bisanya menarik redaktur. Jangan awali ulasan atau opini dengan angka atau data. Selebihnya kelenturan berbahasa yang penting. Selamat mencoba.
Advertisement