Tips Jaga Berat Badan Ideal Pasca Lebaran
Masih dalam suasana lebaran, biasanya terhidang beberapa makanan yang membuat kalap mata. Mulai dari lezatnya penganan Nusantara seperti opor ayam, rendang, dan sayur lodeh. Segarnya es sirup dan es buah. Hingga legitnya kue kering yang manis dan gurih seperti nastar, kastengel, putri salju, dan masih banyak yang lain.
Hidangan yang tersaji ini seolah mengajak siapa pun untuk melahapnya. Ya, sebagian orang menganggap ini adalah momen balas dendam setelah sebulan lebih menahan makan hingga waktu yang ditentukan. Namun, meskipun sekarang Anda bisa makan kapan saja bukan berarti bebas makan sepuasnya lho. Agar tubuh Anda tak kaget serta berat badan tetap ideal, berikut tips yang bisa dicoba.
Makan Porsi Kecil
Setelah lebaran tubuh butuh beradaptasi dengan pola makan baru. Jika sebelumnya tubuh terbiasa tidak makan dan minum hingga magrib, berbeda dengan saat ini yang bisa makan kapan pun. Sehingga bagi Anda yang ingin mengonsumsi makanan apa pun itu sebaiknya pada porsi kecil. Terlebih memperhatikan keseimbangan kadar karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin.
Misalnya 1/3 makanan pokok, 1/3 sayuran, dan 1/3 buah dan protein. Dengan porsi tersebut tubuh tidak akan kaget serta asupan gizi tetap terpenuhi. Jika Anda masih lapar, Anda bisa mengulangi makan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu tertentu. Ini lebih baik jika dibandingkan sekali makan langsung dalam porsi besar dan tidak ukuran.
Kurangi Makanan dan Minuman Manis
Selain makan dalam porsi kecil, Anda harus menahan diri dari makanan dan minuman manis. Terlebih bersoda. Minuman bersoda ukuran 350 ml mengandung 140 kalori. Di mana kalori ini setara dengan seporsi nasi ukuran 105 gram. Tak hanya itu, minuman bersoda meningkatkan resiko terserang diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 ini membuat kadar dalam darah melebihi jumlah normal.
Kadar gula yang tinggi bisa memicu berbagai penyakit. Seperti obesitas, gagal ginjal, jantung, kanker, hipertensi, koma, bahkan kematian.
Perbanyak Minum Air Putih
Agar tubuh tetap terhidrasi manusia perlu meminum air putih dalam jumlah yang tepat. Pasalnya sebagian besar komponen tubuh didominasi oleh air. Per harinya dibutuhkan sekitar 2 liter atau 8 gelas.
Air putih juga membantu mengeluarkan limbah dari dalam tubuh. Dengan kadar yang tepat membuat tubuh merasa kenyang sehingga mengurangi porsi makan. Menurut sebuah penelitian, air putih mampu meningkatkan metabolisme (pembakaran kalori) tubuh hingga 30 persen selama 1.5 jam.
Tidur Cukup
Bagi orang dewasa waktu tidur yang cukup adalah 7-9 jam per hari. Saat tidur tubuh melakukan proses memperbaiki diri secara maksimal. Mulai melepaskan hormon pertumbuhan seperti merangsang otot, sintesis protein, dan pemecahan lemak.
Memiliki jumlah tidur yang kurang menjadi pemicu obesitas atau kelebihan berat badan. Sehingga membuat tubuh merasa tidak bersemangat dalam menjalankan aktivitas.
Minum Air Lemon
Air hangat yang dicampur lemon di pagi hari baik untuk kesehatan. Perpaduan keduanya ini mampu menurunkan berat badan jika diminum secara rutin. Terlebih memulihkan cairan dalam tubuh. Selain itu, lemon mampu mendetoksifikasi racun yang ada di dalam tubuh.
Olahraga Ringan
Selain menjaga pola makan, aktivitas fisik juga diperlukan untuk membuat berat badan tetap ideal. Berolahraga mampu meningkatkan laju metabolisme tubuh.Tak perlu yang berat. Anda bisa memulai dengan melakukan gerakan ringan setiap harinya. Opsi lainnya Anda bisa memilih jogging, skipping atau bersepeda santai.
Durasi olahraga yang baik adalah 150 menit setiap minggunya untuk membakar kalori yang ada. Anda bisa membaginya ke dalam tujuh hari. Sehingga butuh sekitar 22 menit setiap harinya. Anda bisa berolahraga di pagi, siang, sore, bahkan malam hari sesuai waktu luang.
Selain baik untuk mengurangi obesitas, berolahraga baik untuk emosi, otot, tulang, dan otak. Berolahraga menciptakan hormon yang diperlukan tubuh. Seperti merangsang pertumbuhan otak dan endorfin.
Menghindari Stres
Selain fisik yang perlu diperhatikan dalam menjaga berat badan adalah stres. Jika pikiran seseorang berada dalam kondisi emosi tidak stabil dan dalam tekanan akan memicu stres berat. Akibatnya timbullah hormon kortisol. Hormon ini berpengaruh pada meningkatnya nafsu makan yang bisa membuat seseorang obesitas.