Tips Gowes Bareng dalam Peloton
Bersepeda dalam sebuah grup atau komunitas itu mengasyikkan. Karena kebersamaannya itulah yang membuat kita bersemangat. Apalagi bila kemampuan antar cyclist berimbang. Maka bisa membuat peloton (grup ride) sendiri saat gowes di jalan raya.
Keuntungan gowes berpeloton adalah bisa drafting (menggandol atau mengikuti) cyclist depannya. Sehingga bisa menghemat tenaga karena cyclist paling depan yang terus bekerja keras membelah angin untuk rombongan di belakangnya.
Oleh karena itu, jarak antar cyclist sangat mepet demi “bersembunyi” dari terpaan angin depan.
Tentu ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat gowes berpeloton. Karena apabila ada yang jatuh maka besar kemungkinan rombongan di belakangnya akan kecelakaan. Apa saja aturannya?
1. Dilarang menggunakan earphone atau headphone atau apapun yang menutupi lubang telinga.
Tujuannya agar cyclist bisa awas dengan kondisi sekitar. Juga, cyclist bisa mendengar apabila ada aba-aba atau teriakan dari marshal atau teman dalam grup peloton itu.
2. Tetap fokus dan konsentrasi tinggi.
Apabila lelah berkonsentrasi, sedikit kendorkan kecepatan sepeda sehingga tidak terlalu mepet ban dengan cyclist di depan. Berilah sedikit ruang. Hal ini juga berlaku apabila cyclist ingin mengambil bidon untuk minum.
3. Jangan bergurau atau ngobrol dalam waktu lama
Bergurau dan ngobrol dalam waktu yang lama dalam berpeloton bisa mengurangi konsentrasi bersepeda. Karena dalam berpeloton kecepatan harus konstan. Dan ngobrol akan membuat kecepatan menjadi berkurang.
4. Sering-seringlah melihat jauh ke depan
Tujuannya agar bisa tahu apa yang terjadi di depan peloton Anda. Apabila grup peloton terlalu panjang dan tidak bisa melihat kondisi di depan peloton, minimal perhatikan pergerakan speed teman-teman di depan Anda. Apabila terlihat memelan, segeralah antisipasi dengan menarik tuas rem perlahan sehingga tidak mengagetkan cyclist di belakang.
5. Jangan lakukan half wheel
Posisi half wheel adalahban depan Anda sejajar atau hampir sejajar bersebelahan dengan ban belakang cyclist Karena apabila cyclist depan bermanuver, menghindari lubang misalnya, maka Anda tidak akan sempat “menyelamatkan” ban depan Anda yang terlalu mepet dengan bagian samping cyclist depan itu. Inilah penyebab terbesar kecelakaan saat berpeloton.
6. Kedua tangan harus selalu berada di hood shifter
Selain kedua tangan harus selalu berada di hood shifter, jari-jari pun harus berada di tuas rem. Tujuannya, agar dapat segera refleks apabila terjadi sesuatu di depan.
7. Sering-sering memberi tanda peringatan
Memberi peringatan berguna untuk cyclist lain. Misal tanda saat ada lubang jalan, tanda saat akan melintas rel kereta api. Atau, tanda saat mau mengurangi kecepatan atau berhenti di lampu merah.
8. Perhatikan jumlah maksimal dalam berpeloton
Bersepeda dalam berpeloton tak bisa seenaknya sendiri membuat jumlah baris. Jumlah baris dalam bersepeda peloton maksimal hanya dua baris. Itu pun apabila jalannya cukup lebar. Jumlah baris maksimal dua ini harus berubah menjadi satu baris saja apabila jalanan menyempit.