Tinjau Sekolah Ambruk, Wabup Pasuruan Minta Segera Dibangun
Tiga ruang kelas MIN I Pasuruan, ambruk, Kamis, 9 Januari 2020 siang. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Abdul Mu’id, Kepala MIN I Pasuruan mengaku, ketiga ruang kelas itu sudah tidak digunakan untuk KBM (kegiatan belajar mengajar) sejak 20 Desember 2019 lalu. Karena paku plafon lepas, ditambah beberapa serpihan plafon yang mulai jatuh ketika penerimaan rapor siswa.
"Terakhir dipakai ya pas penerimaan raport siswa. Kita lihat kok salah satu paku yang lepas, kemudian serpihan plafon yang jatuh," katanya.
Dijelaskan Mu’id, ketiga ruang kelas yang ambruk, masing-masing kelas II D, II E dan III A. Ambruknya atap plus plafon pada pukul 11.55 WIB itu, ditengarai factor usia, lantaran sejak dibangun tahun 1996 silam, belum ada rehab atau perbaikan sama sekali.
"Hanya pengecatan saja. Kalau direhab tidak pernah. Mungkin karena factor sudah lama sekali. Hampir 24 tahun lamanya," katanya.
Meski ambruk, pihak sekolah tidak kebingungan dalam mencari ruang kelas baru untuk siswa ketiga kelas itu. Lantaran sudah ada 2 RKB (ruang kelas baru) yang baru selesai dibangun dan siap dipakai mulai 2 Januari 2020.
Kata Mu’id, selain 2 kelas baru, para siswa juga dipindahkan sementara ke Musholla yang ada di dalam MIN I Pasuruan.
"Kebetulan guru dan siswa sudah saya tawari, mau pindah ke Musholla atau Gazebo di belakang, dan semua sepakat di Musholla. Jadi 2 gedung baru plus musholla untuk KBM siswa," katanya.
Sementara itu, Rahmawati selaku Kasi Sarpras (sarana prasarana) pada Kemenag Wilayah Jatim mengatakan, pihaknya telah melaporkan kejadian ini kepada Kepala Kemenag Jatim. Untuk selanjutnya meminta rekomendasi rehab gedung kepada Kementrian Agama Pusat.
"Sekolah sudah kita mintakan berita kronologi tertulis, dan sudah kita laporkan ke pimpinan. Tinggal rekomendasi dan keputusan Kemenag Pusat. Semoga saja bisa secepatnya," katanya.
Di sisi lain, 3 jam setelah kejadian, Wakil Bupati Pasuruan, KH Abdul Mujib Imron langsung turun ke lokasi dan melihat langsung kondisi terkini kelas ambruk di MIN I Pasuruan.
Gus Mujib-sapaan akrab Wakil Bupati Pasuruan ini lega, lantaran tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Baik siswa, guru, kepala sekolah maupun petugas lainnya.
"Yang paling penting adalah tidak ada korban jiwa. Tadi sempat deg-degan begitu mendengar ada sekolah ambruk. Takutnya seperti di SDN Gentong, Kota Pasuruan. Alhamdulillah, ketiga kelas ini sudah tidak digunakan sejak 20 desember 2019," katanya.
Dengan kejadian ambruknya tiga kelas di sekolah yang terletak di Desa Gununggangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Gus Mujib berharap ada tindak lanjut dari Kemenag Jatim maupun Kemenag Pusat. Utamanya dalam percepatan perbaikan atau pembangunan RKB.
"Alasannya sangat simple, yakni kepentingan banyak orang. Ini menyangkut hajat banyak siswa. Katakanlah antara 90 sampai 100 siswa pasti ada untuk mereka belajar. Maka dari itu, kami minta kepada Dirjen Pendidikan Islam untuk segera ada penanganan, karena ini sangat urgent," katanya.
Selain kepada Pemerintah Pusat, Gus Mujib juga meminta kepada pihak Madrasah untuk segera berkoordinasi dengan komite, wali murid dan pihak lain. Tujuannya supaya ada langkah partisipatif yang dilakukan dengan segera.
"Kepala Madrasah harus langsung rapat dengan komite dan wali murid. Barangkali ada partisipasi. Saya juga berharap kepada kepala desa dan masyarakat apabila ada kerja bareng, bisa saling membantu. Dengan kejadian ini, saya berharap ada perhatian bagi penyelenggara sekolah. Melihat gedung-gedung sekolah dan madrasah jangan sampai ada kejadian seperti di SDN Gentong," katanya. (sumber: www.pasuruankab.go.id)