Ada Dana untuk Korban Gempa Malang, Besarnya Hingga Rp50 Juta
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi terdampak gempa di Kabupaten dan Kota Blitar, Rabu 14 April 2021. Titik pertama yang dikunjungi Khofifah adalah Kantor Desa Tepas, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Setibanya di lokasi, dengan didampingi Bupati Blitar Rini Syarifah, Forkopimda Kab. Blitar, serta beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim.
Dalam tinjauan itu, Khofifah memberikan bantuan berupa 500 kg beras, lauk pauk 60 paket, tambah gizi 240 paket, terpal 50 lembar, selimut 100 pcs, mie instan 50 dus, masker kain 10 ribu pcs, tikar 100 lembar, dan sembako 200 paket. Di Desa Tepas, Kecamatan Kesamben, Kab. Blitar terdapat 32 rumah rusak, yang terdiri dari 6 rusak berat, 16 rusak sedang, dan 10 rusak ringan.
Khofifah kemudian meninjau rumah-rumah warga yang rusak di Dusun Rembang, Desa Tepas, Kecamatan Kesamben, Kab. Blitar. Khofifah juga meninjau tim peksos Dinsos Jatim yang sedang melakukan trauma healing. Dua puluh lima anak mengikuti program trauma healing. Sambil membagikan paket buku dan alat tulis Khofifah berpesan agar anak- anak tetap rajin belajar.
Setelah itu Khofifah juga meninjau kantor DPRD Kabupaten Blitar yang juga mengalami kerusakan di beberapa ruang, akibat gempa seperti plafon rusak. Usai melakukan peninjauan, Khofifah meminta agar proses identifikasi, pendataan, dan validasi rumah rusak kategori berat, sedang, dan ringan termasuk fasilitas umum dan fasilitas sosial segera dilakukan dengan cepat. Diharapkan, dalam waktu sepekan ini proses identifikasi dan validasi tersebut dapat selesai.
“Kami sudah komunikasi dengan Kepala BNPB Pak Doni Monardo bahwa pemerintah pusat akan memberi stimulan untuk rumah yang kategori rusak berat sebesar Rp50 juta di luar ongkos pengerjaannya, kemudian rusak sedang Rp24 juta, dan rusak ringan Rp10 juta. Jadi selama proses menunggu ini kami minta proses identifikasi dan validasi ini selesai dalam waktu sepekan untuk selanjutnya kami sampaikan ke BNPB data-datanya,” kata Khofifah.
Untuk itu, dirinya meminta agar proses identifikasi dan validasi ini segera disebarluaskan dan diumumkan kepada masyarakat baik melalui pengumuman yang ditempel di Balai Desa, sampai dengan RT/RW. Hal ini dilakukan supaya masyarakat yang rumahnya terdampak gempa dapat melakukan konfirmasi dan mengecek langsung rumahnya masuk dalam kategori berat, sedang, atau ringan.
“Apakah kategori kerusakannya seperti hasil validasi atau tidak, masyarakat bisa mengecek sendiri apakah benar rumahnya masuk kategori ringan, sedang atau berat. Supaya kami dapat meneruskan ke BNPB data yang sudah final sehingga harapannya dapat segera diproses bantuannya,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam penanganan dampak gempa ini, koordinasi dan sinergi terus dilakukan berbagai pihak untuk mempercepat penanganan termasuk recovery dan rekonstruksi. Sinergi berbagai pihak ini diantaranya dukungan dari TNI Polri. “Kami bersama Pak Pangdam V Brawijaya dan Pak Kapolda Jatim telah berkoordinasi. Dimana nanti aparat TNI dan Polri akan dimaksimalkan untuk membantu percepatan pelaksanaan pembangunan bagi rumah yang rusak berat,” katanya.
Dalam kesempatan ini, mantan Menteri Sosial RI ini turut mengapresiasi dan berterimakasih kepada para relawan yang turun langsung ikut membantu korban gempa ini. Meskipun dalam keadaan berpuasa Ramadhan, tapi tidak menyurutkan semangat para relawan dalam membantu para korban.
Salah satunya terlihat di Posko Dukungan Layanan Psikososial, dimana para relawan melakukan trauma healing atau trauma konseling kepada para korban terutama anak-anak. Menurutnya, trauma healing ini telah dilakukan di Malang dan Lumajang. "Meski saat ini suasananya agak berat karena awal Ramadhan, saya mohon keguyuban dari seluruh elemen masyarakat Jawa Timur tetap seperti yang dulu meskipun kita berada pada bulan Ramadhan,” pesannya.
Seperti diketahui, gempa bumi telah mengguncang Kabupaten Malang, Lumajang dan Blitar, serta beberapa daerah sekitar di wilayah Jawa Timur, pada Sabtu siang.
BMKG memperbarui kekuatan gempa menjadi 6,1 magnitudo dari yang sebelumnya tercatat 6,7 magnitudo. BMKG memastikan gempa ini tak menimbulkan ancaman tsunami.