Tinjau Fasilitas Haji, Menko PMK Apresiasi Langkah Menag
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau penyelenggaraan haji di Arab Saudi. Fasilitas yang disediakan untuk jemaah haji tahun 2023 dinilai di atas standar.
"(Penginapan) cukup dari layak. Misalnya alokasi per kamar untuk menampung, kondisi bednya, sehingga dimungkinkan mereka beristirahat dengan baik, nyaman. Untuk standard Indonesia cukup layak. Ya kalau memang ingin lebih banyak dan lebih enak boleh beli sendiri. Tapi kalau untuk batas minimum saya kira dipenuhi," ujarnya, Sabtu, 3 Juni 2023.
Lanjut Muhadjir, di sektor kesehatan sudah bagus. "Ada klinik utama di samping ada 39 dokter spesialis yang siap untuk memberikan pelayanan. Juga bednya ada 240 bed, 200-an lebih lah. Dan itu saya lihat cukup layak. Termasuk ada ruang gawat daruratnya. Bahkan kemarin yang dari Madinah juga sudah ada yang ditampung di klinik utama. Sudah ada yang sakit," katanya.
Di samping meninjau prnginapan dan klinik kesehatan, Menko PMK juga meninjau kesiapan wukuf di Arafah. "Kemudian, saya langsung meinjau juga ke lokasi kesiapan wukuf di Arafah. Sekarang di Arafah sedang ada penambahan toilet sekitar 1.500," katanya.
Soal dapur, kata Muhadjir, sudah cukup. Ada 70-an dapur yang sedang dibangun di Mekkah. "Fasilitas lain seperti tenda, saya lihat sangat bagus. Tendanya tertutup, full ac. Kemudian di bawah itu nanti ada plastik kemudian ditutupi karpet dan juga ada kasur. Saya kira sudah luyaman lah, pepet-pepetan tapi ga terlalu padat," katanya.
Kata Muhadjir, setelah mengecek di Mina ada masalah terkait toilet. Menurutnya, di Mina toilet terbatas dan tidak ada space untuk bisa menambah toilet. "Itu yang nanti mungkin menjadi agenda yang harus kita bicarakan di Jakarta, bagaimana supaya di Mina yang cukup lama ini tidak mengganggu kenyamanan. Kalau sampai toilet itu tidak cukup akan mengganggu kenyamanan," katanya.
Lanjut Menko Muhadjir, terkait jemaah lansia, cukup apresiatif terhadap langkah kemenag yang memprioritaskan jemaah lansia. "Saya kira memang tahun ini kita harus memberikan perhatian khusus untuk para jemaah yang tergolong sepuh. Dan saya mendukung serta apresiasi langkah Kemenag untuk melarang ada pendamping lansia. Karena (kebijakan pendamping lansia) menciptakan ketidakadilan karena pasti pendamping itu mungkin sebetulnya jatah hajinya masih beberapa tahun lagi. Terpaksa diajukan karena untuk mendampingi. Tentu saja itu akan menggeser para jemaah yang mestinya lebih berhak," katanya.
Kata Muhadjir, kalau pendamping lansia ini ditiadakan, akan sangat bagus. Tentu, Kemenag harus menyiapkan petugas secara sungguh-sungguh, jangan sampai ada lansia yang tidak terdampingi. "Kemarin saya lihat di Mekah juga banyak jemaah yang dengan sukarela menjadi pendamping meski bukan keluarga. Dan itu saya kira bagus saya usul sebaiknya Kementerian Agama memberikan apresiasi kepada mereka yang dengan sukarela mendampingi, memberikan pelayanan dengan temannya terutama yang satu daerah yang lansia itu," katanya.
Ditambahkan Muhadjir, memamg harus kerja keras terutama memberikan prioritas kepada lansia. "Karena lansia semakin ditunda semakin membebani kita. Kemarin yang saya cek yang lansia-lansia yang ngantre sudah 13 tahun atau rata-rata diatas 10 tahun. Kasihan mereka kalau tidak diberi kesempatan untuk haji. Mumpung masih mungkin. Dengan segala fasilitas yang harus kita siapkan," katanya.
Advertisement