Pendapatan Turun,Penyandang Tuna Netra Surabaya Beri Pijat Gratis
Saat pandemi Covid-19 semua profesi mengalami penurunan pendapatan. Hal ini pun terjadi pada Wahju Setiawan, seorang tuna netra yang berprofesi sebagai tukang pijit.
Wawan biasa ia disapa mengungkapkan, saat pandemi penghasilannya menurun hingga 95 persen.
"Dari awal pandemi yang mau pijet hanya sekitar lima orang dalam satu bulan. Itu saja sudah bagus, karena saya dan orang yang mau dipijit juga takut tertular Covid-19," ujar Wawan kepada Ngopibareng.id.
Melihat hal tersebut, Yayasan Urunan Kebaikan dan Kawan Netra mengadakan acara Pijat Gratis Tuna Netra yang dilaksanakan di Lops Station, Minggu, 8 November 2020.
Taufik Ibad, selaku pelaksana acara mengatakan, acara ini diadakan untuk memfasilitasi pemijat dengan masyarakat. Selain itu, juga menunjukan bahwa pijat di tuna netra sangat aman.
"Saat pandemi pendapat para tuna netra ini sangat menurun. Kami ingin memfasilitasi para pemijat dengan yang dipijat agar masyarakat kembali percaya bahwa pijat dengan tuna netra saat ini aman," kata Taufik.
Dalam acara tersebut ada sekitar 10 tuna netra yang bergantian meminjat masyarakat yang datang. Satu orang akan dipijat 10 hingga 15 menit.
Saat memijat pun, para tuna netra tersebut melakukan tanya jawab dengan orang dipijat untuk menganalisa orang tersebut masuk indikasi pijat atau kontra pijat.
Sebab, ada beberapa kondisi yang tidak bisa dipijat, seperti patah tulang dan asma karena jantung.
Para pemijat sudah mengantongi ilmu tentang teknik pijat dan anotomi tubuh. Seperti otot, persendian, saraf, dan potologi (kasus dan gejala).
Salah satu warga yang menikmati layanan pijat ini, Jacky mengungkapkan, pijat tuna netra sangat pas dari segi tekanan dan letak-letak sendi yang sakit. "Tekanannya enak pas, mereka juga mengerti urat-urat mana yang sakit. Tadi dipijat dari kepala, punggung sampai kaki," ujar Jacky ditemui usai pijat.